Diet atau pengaturan pola makan identik dengan siksaan bagi sebagian orang yang belum menemukan niat dan kesadaran untuk mendapatkan tubuh yang sehat, ideal dan proporsional. Betapa tidak di tengah banyaknya pilihan menu yang menggoda dan menjamur serta kecanggihan teknologi, kita semakin banyak digoda dengan menu yang menggugah selera, namun dipenuhi dengan berbagai resiko.
Doloe kala sebelum adanya aplikasi beli makanan online, orang masih harus keluar rumah untuk membeli makanan. Harus ada ekstra usaha sebelum dapat menikmati sebuah menu makanan. Kini, manusia sangat dimanjakan oleh teknologi yang memudahkan untuk memesan dan menikmati beragamnya menu baik produk UMKM, resto ternama atau bahkan brand luar negeri hanya melalui gawai. Mudahnya fasilitas ini sekaligus memberikan dampak yang tidak dapat dipungkiri menciptakan masalah baru, yakni sulitnya mengerem nafsu belanja makanan untuk dinikmati. Hasilnya sudah bisa ditebak. Berat badan semakin melar ke samping tidak hanya bagi orang dewasa, namun juga bagi kalangan anak-anak dan remaja. Berat badan yang berlebihan menjadi penyebab munculnya berbagai macam penyakit. Salah satunya Diabetes Melitus (DM).
Hal yang paling mengejutkan adalah tingginya penderita penyakit Diabetes Melitus di Indonesia sekarang ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, prevalensi diabetes melitus (DM) pada semua usia penduduk Indonesia mencapai 1,7% pada 2023. Jenis Diabetes Melitus (DM) tipe 1 sebesar 16,9%. Tipe ini paling banyak dialami anak-anak, yakni 5-14 tahun sebesar 55,7%; 15-24 tahun sebesar 29,3%; dan 35-44 tahun sebesar 19,9%. Bisa dibayangkan bila terus bertambahnya penderita diabetes melitus ke level anak-anak dan remaja karena maraknya berbagai macam jenis minuman manis yang diperjual-belikan. Tidak adanya kontrol dan pengawasan orang tua tidak pelak menimbulkan masalah baru, yakni kemunculan penyakit di usia anak-anak dan remaja.
Beberapa kebiasaan baik untuk mencegah terkena penyakit diabetes melitus diyakini dapat mengurangi resiko terkena penyakit yang akan terus setia menemani penderita apabila sudah divonis positif untuk pertama kalinya. Kesadaran dan pengetahuan ini perlu disebarluaskan dan ditumbuhkan mengingat penyakit DM adalah penyakit yang akan terus menyertai penderita hingga tutup usia. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tetapi faktanya memang demikian.
Dari beragamnya pola diet yang sudah berhasil diterapkan oleh beberapa selebritis papan atas, seperti Dewi Hughes dengan Diet Kenyang, Melaney Ricardo dengan Intermittent Fasting, Shanty Denny dengan berkonsultasi dengan dokter gizi dan masih banyak lagi yang lain, ada dua hal yang paling penting dan menjadi pemicu untuk konsisten memulai dan menuntaskan program penurunan berat badan. Apakah itu? Niat dan kesadaran. Niat ini yang akan membuat kita konsisten dan selalu mengingatkan pada tujuan utama kenapa harus melakukan diet. Oleh karena itu penting untuk menetapkan niat di awal ketika sudah mulai melakukan program penurunan berat badan. Niat untuk bisa beribadah dengan maksimal, niat untuk bisa melakukan traveling dengan kondisi badan sehat, atau niat untuk membahagiakan diri sendiri. Karena syarat bahagia yang paling utama adalah memiliki tubuh dan pikiran yang sehat. Kesadaran tidak kalah penting, semakin dirimu sadar bahwa kesehatan adalah faktor penentu utama dan mutlak untuk bahagia dan terbebas dari berbagai macam penyakit, maka tiap kali ada godaan untuk kembali mengkonsumsi makanan tidak sehat, mengandung banyak gula, santan, tepung, gorengan secara otomatis otak akan memberi sinyal tanda bahaya untuk berhenti.
Memiliki tubuh yang ideal dan proporsional adalah impian banyak orang. Dan itu pasti bisa diwujudkan. Tidak ada yang instan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan proporsional . Jargon "Diet mulai besok, sekarang makan sepuasnya dulu" akan semakin membebani tubuh yang otomatis akan berpengaruh pada berkumpulnya penyakit karena Anda sendiri yang mengundannya untuk datang.
Berikut 10 tips bagi pejuang berat badan ideal yang mengalami obesitas dan sudah berhasil saya terapkan tiga bulan ini.
1. Tiadakan menu nasi ganti dengan sayur yang dikukus.
2. Konsumsi protein seperti telur yang dikukus, ikan yang dipanggang (di wajan bukan menggunakan arang), tahu dan tempe yang dipepes dengan bumbu minimalis.