Lihat ke Halaman Asli

Hiqma Nur Agustina

Penulis, dosen, peneliti, penikmat sastra, dan traveler

Menjejak Ranu Pane, Rinduku Jadi Ambyar

Diperbarui: 4 Januari 2023   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keindahan Ranu Pane menjadi hidden gem di Provinsi Jawa Timur | Dok Pribadi

Penutupan berbagai tempat wisata sebagai dampak dari pandemi COVID-19 tak luput membuat kehidupan manusia untuk berwisata menjadi terhenti. Bagi sebagian orang yang tidak memiliki hobi untuk traveling, melakukan short trip di weekend atau bahkan untuk sekedar jalan-jalan tentu tidak menimbulkan efek yang luar biasa besar. Namun tidak bagi para pecinta traveling dan jalan-jalan pasti ada sesuatu yang hilang. Bahkan sangat besar dampaknya bagi kesehatan mental.

Traveling atau jalan-jalan diyakini oleh para pecinta hobi ini mampu memberikan manfaat positif. Layaknya sebuah gadget, tubuh dan pikiran kita perlu untuk di re-charge. Termasuk juga bagi saya dan pasangan. 

Setelah ada pengumuman dibukanya PSBB di wilayah kota Malang, kami berdua mencoba untuk mengunjungi sebuah danau di wilayah kabupaten Malang. Ranu Pani adalah sebuah danau yang terletak di sebuah desa bernama Ranu Pane. Letak desa ini berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Desa ini adalah desa terakhir sebelum mencapai Gunung Semeru.

Bagi para pendaki Gunung Semeru, Ranu Pane dijadikan pos terakhir sebelum pendakian. Tak jarang banyak sekali tenda berwarna-warni didirikan di area dekat danau Ranu Pane yang berwarna hijau. Pemandangan indah di sekeliling Danau Ranu Pane ini mampu memberikan efek dramatis bagi para pengunjung. Yang saya rasakan adalah rasa takjub, bersyukur bisa menikmati keagungan Tuhan melalui ciptaan-Nya yang sangat sempurna.

Lokasi desa dan danau Rani Pane ini secara administratif berada di wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Karena kami pecinta motor trail maka transportasi menuju kesana dapat dengan mudah kami lakukan. 

Kami berangkat pukul 06.30 WIB sehingga jalanan relatif masih sepi. Sepanjang perjalanan menuju Danau Ranu Pane, kami melewati pemandangan hijaunya pohon dan semak-belikar di kiri dan kanan jalan. Di beberapa area masih terlihat hamparan kabut yang menambah indahnya panorama. Sungguh menyejukkan!

Aneka sayuran berjajar indah | Dok Pribadi

Semakin sering traveling akan memperkaya rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta | Dok Pribadi

Sebelum mencapai tempat tujuan, kami sampai di persimpangan antara objek turis Gunung Bromo dan Desa Ranu Pane. Gunung Bromo yang masih ditutup untuk kunjungan wisatawan terlihat luas, sunyi dan menggambarkan kebesaran Tuhan Sang Maha Pencipta.

Keindahan view Gunung Bromo selalu menjadi magnet wisatawan | Dok Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline