Lihat ke Halaman Asli

hindun_an

hindunmaisaroh.blogspot.com/

Memahami Lebih Sulit dari Dipahami

Diperbarui: 8 Mei 2017   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia adalah mahkluk yang diciptakan dengan sempurna, dalam artian bukan dia tidak memiliki kelemahan, namun manusia adalah mahkluk yang diciptakan dengan memiliki akal dan batin. Tak terkecuali bagi manusia yang memiliki masalah atau latar belakang yang membuat akalnya terganggu dan menjadi tidak normal. Dalam kehidupan sehari-hari banyak manusia yang saling menyalahkan antara satu sama lain. Karena kodrat manusia ingin memiliki dan merasa benar. Tidak ada istilah berebut kesalahan, namun adanya berebut kebenaran dan saling melemparkan kesalahan. Sikap seperti ini perlu di perbaiki, ada baiknya kita lebib intropeksi diri lebih berusahan memperbaiki keadaan baik itu sesuatu yang positif ataupun negatif, dengan kita saling memperbaiki diri, tidak melemparkan kesalahan antara satu sama lain, maka semua proses yang akan kita tuju akan dapat berjalan dengan baik.

Lebih fokusnya, seperti pada pertemanan antara 2 orang hingga lebih, ketika mereka berada dalam perbedaan pasti itu akan menimbulkan suatu kontra antara satu sama lain, bukan dengan memihak suaranya masing-masing, namun bagaimana kedua belah pihak itu dapat mengambil sisi tengah dari kedua perbedaan itu, dengan saling mengerti antara satu sama lain. Karena menurunkan ego pada diri sendiri memang tidak mudah, apalagi kita berusaha menurunkan ego orang lain.

Kunci dari perihal di atas adalah, kita dapat memahami antara satu sama lain, namun di sini banyak orang yang sudah berusaha memahami sebuah perbedaan, kebiasaan, dan perilaku seseorang, namun objek yang coba dimengerti malah tidak bisa memberi sinyal poaitif terhadap usaha orang terswbut. Ini yang menjadi masalah ketika seseorang yang berusaja memahami tidak mendapat respon yang baik. Ibarat sudah diberi hati malah minta jantung.

Maka dari itu kita sebagai mahkluk sosial harus bisa mengerti antara satu sama lain, dan tidak memaksakan kehendak yang kita punya, karena kita tidak bisa hidup sendiri namun kita selalu amembutuhkan orang lain, saling intropeksi diri, memperbaiki yang ada pada diri kita, akan menjadikan kita hidup merasa tenang dan senang.

Terimakasih, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline