Lihat ke Halaman Asli

HIMIESPA FEB UGM

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Human Capital: The Missing Piece of The Puzzle

Diperbarui: 12 Agustus 2019   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Steering CommitteeFSDE 2019

Oleh: Steering Committee FSDE 2019

Eureka! Tahun ini pertumbuhan ekonomi tercatat meningkat. Miris! Tahun ini pertumbuhan ekonomi melambat. Dua kalimat tersebut kerap menjadi perbincangan atau berita utama pada kolom-kolom bertopik ekonomi. 

Sepenting apapun persoalan yang dibahas, pertumbuhan ekonomi yang diperbincangkan selalu merujuk pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) jangka pendek. 

Kinerja pemerintah pun dijadikan anekdot untuk membumbui narasi kegembiraan atau kesengsaraan rakyat. Dapat kah indikator pertumbuhan PDB dijadikan rujukan untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu negara? Jawabannya adalah iya, hanya saja tidak sempurna. Untuk sekarang, indikator tersebut merupakan alat terbaik yang dapat digunakan. 

Sayangnya, indikator pertumbuhan PDB juga dapat digunakan sebagai alat politik oleh petahana untuk mempertahankan suaranya maupun oposisi untuk mengkritik. 

Pada tahun 1975, melalui tulisannya yang berjudul Political Business Cycle, William Nordhaus menyimpulkan bahwa terdapat pola penghematan pada awal masa suatu pemerintahan dan kecenderungan bersifat murah hati mendekati masa pemilu. Ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang berwenang atas kebijakan investasi publik. 

Tentunya, pola semacam itu menguntungkan petahana dalam mempertahankan suaranya. Mendekati masa pemilu, petahana mampu meningkatkan pengeluaran pemerintah sehingga indikator PDB dapat tumbuh positif. 

Sejatinya, tanpa adanya intervensi politik pun PDB akan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Apabila terjadi resesi misalnya, indikator PDB akan tumbuh negatif dan dapat digunakan oleh oposisi untuk mengkritik petahana.

Upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang layak untuk didiskusikan. Akan tetapi, strategi untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan perlu diberikan perhatian yang lebih. 

Dalam jangka panjang, bahkan perbedaan tingkat pertumbuhan yang kecil mempengaruhi perubahan standar hidup secara signifikan (Hubbard, 2015). 

Di sisi lain, tanpa adanya kendali, pertumbuhan ekonomi setinggi apapun hanya akan mendatangkan malapetaka karena perekonomian dapat mengalami kepanasan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline