--Catatan Harian Walungan---
===============================
Aku memiliki ombak menyambar laut-camar
Aku memiliki penyaksian sendiri
Aku memiliki rerumputan rimbun
Aku memiliki rembulan di ujung kata
dan karunia burung, serta keabadian zaitun
.....
Aku belajar pada semua kata dan mencacahnya
agar bisa menyusun satu kata :
Tanah Air
Mahmoud Darwish
================
Tanah Air. Konon ia konsep abstrak tapi mendarat di bumi, maujud di bentang geografis. Abstrak dipandang dari segi batas, konkrit di alam, berupa tanah dan air.
Al-birwa, di Galilea adalah tanah indah. Bukit-bukit karang, rumpun-rumpun pohon zaitun dan ladang-ladang gandum. Desa ini termasuk desa kuno, semenjak masa Nasir Khussru, Romawi sampai Dinasti Fatmah dan Ustmani, mencatat keberadaan desa ini dengan sangat baik.
Sampai akhirnya, keindahan tanah ini terusik dengan kisah pendudukan Israel di tahun 1948. Mahmoud Darwish, adalah salah satuny. Ia bersama keluarganya harus terusir dari tanah airnya. Yah tanah airnya : Al-birwa di Galilea. Ia harus hengkang ke Beirut.
Tanah air, terbumikan dalam wujud tanah dan air. Ia adalah ikatan bathin antara tanah dan manusia penghuninya. Sekelompok manusia, yang menyebut diri ras, suku, dan bangsa. Tanah air adalah identitas komunal. Jati diri komunal, tempat di mana lahir dan kelak dikuburkan, karena ikatan kuat emosi para warganya dengan ruang hidup dan ruang sosial dalam ide "bangsa" tersebut. Kolonialisme, perjuangan kemerdekaan, pembebasan, perang dunia identik dengan perjuangan membela dan mempertahankan tanah-air.
Itu pula yang dirasakan Mahmoud Darwish. Tercerabut dari tanah airnya. Dari ruang hidup dimana ia lekat kuat secara emosi-bathini dengan tanahnya. Lalu ia memutuskan untuk melawan. Tidak dengan senjata, tapi dengan puisi. Mahmoud Darwish menjadi simbol penyair dalam perjuangan Palestina.
Tanah Air, frase dalam puisi di atas adalah pembentuk dasar nagara-bangsa. Tanpanya, konsep negara-bangsa tidak akan hadir. Bentangan ruang-alam dalam wujud geografi adalah penyusun utama ruang hidup dan ruang sosial sekelompok manusia, menjadi suku, menjadi negara dan bangsa.
Lalu dimana makna membangun bangsa, memakmurkan tanah air?