Anda tahu kisah heroik dalam komik maupun layar lebar berjudul “Batman & Robin”? yang menyukai kartun khas Amerika, saya rasa sangat mengenalnya. Ya, dalam film tersebut Batman lah sang tokoh utama. Karena, tidak pernah kita melihat sekuel pribadi milik Robin. Batman adalah penyelamat Ibukota di Gotham. Ia melindungi rakyatnya, sampai akhirnya datang Robin, seseorang yang mencoba menjadi rekan timnya. Apakah dengan nama besar Batman ia tak mau dibantu. Awalnya ya, semakin lama ia sadar bahwa ia butuh teman untuk membantu. Nah, sekuel “Batman & Robin” menunjukkan betapa kerjasama adalah penting, dan mereka adalah tokoh utamanya, tak lagi Batman seorang saja.
Begitulah SBY. Dibalik nama tenarnya sebagai seorang Presiden, ia tetap menjadikan wakilnya sebagai seorang yang harus dihormati dan dihargai. SBY selalu selektif dalam memilih pendamping dalam kenegaraannya. Karena, ia ingin rekannya berkualitas. Lihat saja, nama seperti Jusuf Kalla dan Boediono adalah pilihannya.
Dalam menjalankan pemerintahan, tidak mentang-mentang dia kepala Negara, SBY selalau melakukan diskusi bersama wakilnya ketika memutuskan sebuah perkara. Disinilah sikap SBY yang memiliki budi pekerti. Dia tidak ingin menganggap posisi wakil sebagai “ban serep” saja.
Rasa menghargai ini juga ingin dihimbau oleh SBY kepada setiap partai yang sekarang sedang berkompetisi dalam pemilu, terutama Pilpres mendatang. SBY berharap setiap calon Presiden memilih calon wakilnya tidak hanya atas dasar memenuhi suara partai untuk kemenangan saja. Namun, harus diperhatikan juga kompetensi sang calon wakil. Begitu juga sebaliknya, calon wakil presiden juga jangan “menjual diri” begitu saja kepada calon presiden dengan tujuan “yang penting menang”. Wakil juga harus punya ketelitian yang tinggi dalam memilih siapa-siapa yang memang pantas memimpin bangsa.