Di zaman modern ini, memiliki tubuh yang sehat merupakan dambaan setiap orang. Tetapi banyak orang yang susah mengubah kebiasaan buruk mereka karena suka mengonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman, terutama minuman instan tanpa memperhatikan kandungan gula tinggi yang kurang baik untuk tubuh.
Terutama Generasi Millenial dan Gen Z senang meminum minuman instan tanpa mengkhawatirkan bahan-bahan di dalamnya. Selain itu, generasi sekarang banyak yang memiliki pola hidup yang kurang sehat dan setiap harinya mengkonsumsi makanan dan minuman instan tanpa diimbangi dengan pola makan sehat, olahraga, dan kurangnya produktivitas dalam kesehariannya.Gaya hidup seperti ini juga menjadi pemicu berkembangnya penyakit dalam tubuh.
Selain itu di zaman sekarang,berbagai macam minuman instan yang dapat ditemukan dimana saja dalam bentuk apapun seperti minuman serbuk rasa sari buah sampai minuman kaleng bersoda yang memiliki rasa segar dan nikmat saat diminum di waktu kapanpun dan diinginkan.
Ditambah lagi era sosial media yang memberikan dampak besar di kehidupan generasi milenial dan generasi z yang dengan mudah bisa memposting apapun tentang kehidupan mereka. Selain media sosial salah satunya senang memposting minuman favoritnya, generasi milenial dan generasi z juga senang ‘hangout’ atau bisanya nongkrong di sebuah kedai kopi dan memesan minuman favorit mereka yang memiliki kandungan kurang baik untuk kesehatan tubuh mereka. Kebiasaan buruk tersebut juga membuat para generasi kurang minum air putih dan menerapkan pola hidup sehat.
Menurut riset kesehatan, masyarakat Indonesia menjadi konsumen minuman berpemanis tertinggi ke tiga tingkat Asia Tenggara. Menurut analisis data Riskesdas di tahun 2018 menunjukkan 61,3% masyarakat Indonesia senang mengkonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari. Kemudian 30,2% mengonsumsi minuman manis di kisaran 1-6 kali dalam seminggu, dan hanya 8,5% masyarakat mengonsumsi kurang dari 3 kali per bulan. Data riskesdas tahun 2018 juga tercatat ada 40,1% yang mengonsumsi makanan manis lebih dari 1 kali per hari. Sedangkan yang mengonsumsinya 1-6 kali per minggu ada 47,8%, dan kurang dari 3 kali per bulan hanya 12%. Oleh karena itu menunjukkan banyak masyarakat Indonesia yang memiliki faktor risiko diabetes sampai gagal ginjal karena memiliki pola hidup yang kurang sehat salah satu faktornya adalah kurangnya aktivitas fisik, merokok, serta diet tidak seimbang seperti mengkonsumsi banyak gula, garam, dan makanan mengandung serat rendah.
Di zaman sekarang, jarang generasi milenial yang suka mengkonsumsi minuman yang memiliki bahan utamanya dari tanaman obat atau yang lebih sering dikenal dengan TOGA, pasti tidak asing dengan kata TOGA ditelinga kita, TOGA adalah Tanaman obat keluarga atau bisa disebut apotik hidup yang dapat dibudidayakan di halaman rumah sehingga dapat menjadi pilihan obat untuk dipergunakan pertolongan pertama.
Di zaman sekarang TOGA tidak hanya dijadikan obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit yang hanya diolah secara sederhana, hal tersebut yang membuat para generasi berpikir jika meminum-minuman yang bahan utamanya TOGA tidak enak dan rasanya pahit. Tetapi masih banyak orang tidak tahu kalau TOGA dapat dibuat minuman yang aesthetic tanpa mengurangi kandungan yang di dalamnya. Salah satu contohnya minuman teh hitam, paper mint dan dipadukan dengan perasan lemon, yang memiliki manfaat kaya antioksidan yang baik untuk tubuh dan dapat mengganti ion tubuh yang hilang setelah beraktivitas.
Dengan adanya inovasi diharapkan dapat menarik minat kalangan muda untuk mengkonsumsi minuman yang lebih sehat
By : Divisi Litbang Himagro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H