Menurut Astrid Susanto (1977:8) "Komunikasi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penyampaian pendapat, pikiran dan juga perasaan seseorang atau suatu kelompok yang disampaikan kepada orang tertentu atau kelompok lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan manusia lain, untuk bertahan hidup manusia melakukan berbagai hal mulai dari memenuhi kebutuhkan ekonomi maupun biologis. Pada suatu lingkungan manusia tinggal berdampingan dengan manusia lainnya, melakukan interaksi sosial baik secara kelompok maupun pribadi. Tidak hanya dengan sesama manusia, seringkali proses komunikasi dilakukan dengan hewan dan benda mati. Begitulah proses komunikasi dapat terjadi diantara seluruh aspek kehidupan. Bagaimana manusia bertukar pesan dengan manusia lain dengan tujuan menyampaikan keinginan atau tujuan lain, dan bagaimana manusia lain memberikan tanggapan terhadap pesan yang diterima. Membahas perihal komunikasi, maka sesungguhnya sesuatu disebut sebagai komunikasi yang efektif apabila lawan bicara mampu memahami maksud pesan yang diberikan oleh komunikan. Pada penelitian kali ini penulis akan melakukan studi kasus pada salah satu komunitas yang ada di Kota Yogyakarta yaitu komunitas Bawayang. Komunitas Bawayang merupakan salah satu komunitas dari Deaf Art Community yang mana memiliki fokus terhadap kesenian peran seperti pantomim. Nama Bawayang sendiri diambil dari kata bayang dan wayang yang merepresentasikan pertunjukan panggung dalam dunia peran. Komunitas Bawayang sendiri menaungi teman- teman tuli yang ada di Yogyakarta untuk menjadi rumah bagi mereka dalam berprestasi dan berkarya. Banyak kegiatan positif yang dilakukan di dalam komunitas ini salah satunya melakukan pertunjukkan dari panggung ke panggung. Belum banyak masyarakat yang mengenal atau bahkan mengetahui keberadaan komunitas ini, oleh karena itu penulis ingin melakukan studi kasus mengenai komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh teman tuli dan teman dengar yang ada di komunitas Bawayang ini.
Menurut Sugiyono penarikan kesimpulan memiliki arti sebagai sebuah adalah usaha untuk mencari atau menemukan pemahaman akan sebuah makna dari keteraturan pola atau kejelasan serta alur sebab akibat dimana proporsi dari kesimpulan tersebut wajib memenuhi dan dapat segera diverifikasi menggunakan metode melihat serta metode mempertanyakan kembali sambil melihat catatan supaya memperoleh pemahaman yang lebih akurat, relevan dan tepat. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian dengan judul "Komunikasi Interpersonal Teman Dengar dan Teman Tuli dalam Membangun Motivasi Untuk Meningkatkan Prestasi di Komunitas Bawayang Yogyakarta" ditemukan kesimpulan sebagai berikut:
- Keterbukaan
Proses keterbukaan yang ada di Komunitas Bawayang berjalan baik karena telah melewati masa pengenalan antara satu sama lain dengan jangka waktu yang terbilang lama. Proses komunikasi interpersonal yang terjadi di Komunitas Bawayang antara teman dengar dan teman tuli berjalan cukup baik dan sesuai fungsinya. Melalui kegiatan dan aktivitas positif khususnya di bidang kesenian, teman-teman tuli yang ada di Bawayang mulai diperkenalkan kepada seni dan mulai mengasah kemampuannya dalam
sehingga mampu membuat mereka menjadi lebih ekspresif dalam menyampaikan perasaan.
- Sikap Positif
Motivasi yang ditumbuhkan oleh Komunitas Bawayang tidak hanya melalui kalimat namun juga praktek yang ada di lapangan. Kegiatan pentas yang diikuti serta capaian prestasi yang sudah diraih menjadi bukti nyata bahwasannya teman tuli dapat melakukan hal yang sama dengan orang normal lainnya. Memiliki tujuan yang sama menjadikan keduanya memiliki visi dan misi yang sama untuk mewujudkan lingkungan dan pribadi yang positif. Meskipun jenis komunikasi yang dilakukan adalah non verbal, melalui kosa kata bahasa isyarat teman-teman di Komunitas Bawayang tetap memilih menggunakan kata-kata yang sifatnya positif dan tidak menyinggung satu sama lain.
- Kesetaraan
Proses komunikasi interpersonal yang terjadi di Komunitas Bawayang antara teman dengar dan teman tuli berjalan cukup baik dan sesuai fungsinya. Kesetaraan yang ada dalam komunitas ini semakin didukung dengan adanya komunikasi secara intim untuk mengenal kepribadian dan karakter satu sama lain. Alasan dibentuknya Komunitas Bawayang adalah untuk memberdayai teman-teman tuli yang ada di Yogyakarta dengan tujuan meningkatkan kepercayan diri dan menjadikannya mandiri. Oleh karena itu dilakukan berbagai upaya untuk menunjang tercapainya tujuan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H