Pada saat ini, Indonesia sedang dihadapkan oleh polusi udara yang kian lama kian memburuk. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain, aktivitas kendaraan bermotor yang semakin meningkat, aktivitas industri dengan bahan bakar batu bara, aktivitas pertanian, serta kebakaran hutan. Aktivitas tersebut dapat menyebabkan polusi udara karena menghasilkan emisi gas polutan. Seperti misalnya penggunaan solar dan bensin dapat menghasilkan karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida yang dapat membahayakan makhluk hidup serta lingkungan.
Data IQAir menunjukkan indonesia bahwa pada tahun 2022 berada pada peringkat 26 sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kualitas udara di Indonesia masih tergolong buruk. Pada tahun 2023 rata-rata udara di Indonesia adalah sebesar 30 g/m, yang artinya masih berada di atas batas wajar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 5 g/m. Jakarta menempati urutan pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia, dengan rata-rata kualitas udara sebesar 36,2 g/m.
Menurut WHO polusi udara merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti penyakit pernapasan, penyakit jantung serta kanker. Dengan demikian, pemerintah indonesia menetapkan target bahwa pada tahun 2023 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29%. Pemerintah indonesia mulai menggalakkan Green investment sebagai salah satu solusi untuk menangani permasalahan polusi udara.
Pengertian green investment sendiri merupakan investasi yang menerapkan efisiensi energi serta upaya mempercepat sumber daya energi terbarukan dan sumber alternatif. Terdapat sektor prioritas investasi yang berpeluang dapat dikembangkan dalam green investment, salah satunya adalah green transport. Green transport adalah transportasi yang menggunakan energi terbarukan sehingga lebih ramah bagi lingkungan, seperti misalnya penggunaan transportasi dengan tenaga listrik.
Pada saat ini pemerintah Indonesia mulai menggalakkan transportasi dengan menggunakan tenaga listrik, seperti misalnya pembangunan KRL, MRT, dan LRT. Namun, transportasi ini masih dibangun hanya di beberapa kota besar, misalnya Jakarta dan Surabaya. Selain itu, pada saat ini pemerintah juga mendorong transportasi pribadi menggunakan tenaga listrik, seperti sepeda listrik, motor listrik, serta mobil listrik. Hal ini tentunya bertujuan untuk melakukan transformasi percepatan pembangunan yang lebih ramah lingkungan serta efisien.
Akan tetapi, penggunaan transportasi dengan menggunakan energi listrik ini memakan biaya yang cukup mahal. Oleh karenanya adanya investasi pada bidang ini tentunya sangat diperlukan demi tercapainya transportasi yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. Saat ini Pemerintah tehah membangun kerja sama dengan negara lain untuk mewujudkan transportasi tenaga listrik ini, misalnya investasi antara China dan indonesia untuk pembangunan kereta cepat.
Investasi dalam bidang green transport ini tentunya akan memiliki peluang yang sangat besar sehingga akan berkembang cukup pesat. negara indonesia juga merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia sehingga green transport dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam melakukan mobilitas sehari-hari yang tentunya lebih efisien serta ramah lingkungan. Mengingat dimana energi fosil diprediksi akan habis pada tahun 2050 sehingga diperlukan energi alternatif lain yang lebih terbarukan. Dalam hal ini transportasi akan beralih ke energi yang terbarukan misalnya dengan menggunakan energi listrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H