Lihat ke Halaman Asli

Hilyah

Penulis

Nahwu Shorof, Mindset dan Metode Mudah Mempelajarinya

Diperbarui: 2 November 2020   02:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

saya akan membahas tentang Nahwu Shorof, Mindset dan Metode Mudah Mempelajarinya, karena banyak hal yang keliru dalam menanggapi cara memahami Nahwu Shorof


dalam pelajar bahasa inggris selalu terjadi perdebatan ringan apakah grammar itu penting atau tidak untuk dikuasai,
untuk dimengerti memang perlu namun untuk dikuasai dalam artian memahami secara sangat luas saya rasa belum saatnya. mengapa demikian ?
karena Bahasa adalah Tool, dan tool harus digunakan secara tepat guna dan tepat fungsi, tool bahasa / grammar yang banyak namun kebutuhan hanya untuk ngomong sehari hari maka sangatlah mubadzir,


Namun Tool yang sekedarnya namun digunakan untuk percakapan, menulis dan produksi sebuah article dan makalah maka itulah makna tepat guna
okelah kalau belajar banyak grammar atau tata bahasa arab dalam artian Nahwu Shorof  atau Tata bahasa Arab untuk keperluan mengajar hingga kebutuhan analisis ketika menjadi Dosen atau pengamat bahasa, maka dikategorikan tepat guna.
saya tidak ingin mengajak kalian untuk bersikap malas untuk mempelajari Grammar atau Nahwu Shorof , yang saya sampaikan dan ingin sekali saya utarakan adalah


bagaimana kita bersikap ketika mempelajari Nahwu Shorof  dan menganggapnya lebih mudah,
saya pribadi menggunakan metode cerita dalam imaginasi saya ketika mempelajari Nahwu Shorof
misalnya begini :


"suatu saat ketika saya ingin belajar dan masuk Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah,
Bibi saya memberi Nasehat : "Kamu nanti belajar di Dalwa (Darullughah Wadda'wah) dan belajar bahasa arab sampai pinter"
saya nyeletuk karena saat itu usia saya 10 tahun dan dengan polosnya saya bertanya : bahasa arab itu gimana belajarnya
Bibi Saya menjawab : mudah, misalnya gini, nanti kamu belajar Shorof (sintaksis), contohnya begini, istigfar, istiqomah, pokoknya yang diawali "ist" itu artinya meminta, meminta ampun, meminta lurus konsisten / menuntut lurus, ista'dzana meminta idzin, begitu seterusnya.
Cerita ini adalah cerita realita yang membekas di benak saya sejak saya berumur 10 tahun"


karena cerita selalu berkenang di hati, oleh karena itu, seterusnya saya selalu mengimajinasikan setiap pelajaran saya, baik itu secara realita maupun fiktif, ini yang saya sebut dengan metode cerita, karena saya yang menemukannya saya tidak suka menamainya dengan metode Hilyah, mengapa demikian, karena tidak ada original di dunia ini, saya lebih suka menyebutnya dengan metode cerita, dan usut punya usut, kalau kita telusuri, metode ini sebenarnya adalah biasan dari Mnemonic, yaitu cara cepat dan mudah mengingat dengan Mnemonic.


inti yang ingin saya sampaikan, Have Fun selalu belajarnya, jangan menganggap Matematika, Fisika, Nahwu Shorof Bahasa Arab dan Bahasa inggris dan tata bahasa indonesia adalah hal sulit, asal ada keinginan dan rasa keingintahuan yang tinggi untu belajar semuanya pasti akan kita kuasai secara bertahap.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline