Lihat ke Halaman Asli

Kesuksesan Masa Depan Bangsa Melalui Interaksi Digital dalam Membangun Silicon Valley

Diperbarui: 25 Februari 2017   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya akan membahas perkembangan industri kreatif yang didukung oleh kekuatan satelit 3S  yang akan membangkitkan dan melindungi para industri kreatif di Indonesia. Dalam  Ekonomi Kreatif terdiri dari seni, musik, film, desain, periklanan, kerajinan,fashion, Televisi dan Radio, seni pertunjukkan, penerbitan, Penelitian dan Pengembangan , perangkat lunak, mainan dan permainan, dan Permainan Video . Industri kreatif kini sangat penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian, bahkan kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi. 

Memasuki era digital dalam Globalisasi, kini peluang industri kreatif semakin besar, bisnis kreatif yang memanfaatkan platform kecanggihan teknologi semakin mengglobalisasi terutama para start up yang ingin berkarya apalagi Telkom Indonesia sudah meluncurkan Satelit Telkom 3S (Terdepan, Terluar, Terpencil) untuk mendukung berkembangnya teknologi digital Indonesia bersama Jelajah Angkasa, bahkan di daerah terpencil pun bisa menikmati pemerataan akses telekomunikasi yang menjangkau seluruh nusantara. Kini dunia semakin bersaing terutama Indonesia, mengingat Negara kita telah bergabung dalam anggota Asean Free Trade Area (AFTA) dimana kita harus lebih kreatif untuk memajukan ekonomi Indonesia dan bisa bersaing di kanca Internasional dan menghadirkan masa depan bangsa lewat interaksi digital.

Dari workshop Konten Informasi Digital yang saya hadiri di Gedung Fajar Makassar, kita sempat berbincang mengenai anak SD yang berasal dari jawa berhasil membuat aplikasi dan bisa menghasilkan uang perbulan dari hasil aplikasinya. Bukan hanya seorang saja yang berhasil membuat aplikasi tetapi banyak karya anak bangsa Indonesia yang patut diacungi jempol karena mereka berkarya melalui ekonomi kreatif interaksi digital. Ada juga siswa dari SMK di Indonesia yang membuat mobil bermerek ESEMKA hingga sekarang akan tetap diproduksi. 

Dan Start Up terbaik dari Indonesia adalah Traveloka, Zalora, Tokopedia, Buka Lapak, bahkan di Kota saya yaitu Makassar ada Adsmedia.co  yang bergerak di bidang periklanan, TechSchool sebuah lembaga training teknologi, Soulmaks.com majalahe lektronik untuk anak muda Makassar, Ada 2 startup yang lahir berkata danya Startup Makassar karena anggota timnya dipertemukan disini. 

Pertama ManinGo Studio sebuah startup yang bergerak dibidang industri game dan yang kedua Gaib Animation Studio yang bergerak dibidang industry animasi. Anggota Startup Makassar memanfaatkan co-working space yakni DILO (Digital Lounge) Makassar untuk bekerja dan bertemu sesama pembuat startup dan masih banyak lagi. Maka dari itu perlunya mereka disatukan dan dibina melalui cerminan dari Silicon Valley.  Silicon Valley telah menjadi tempat yang membuat banyak orang menaruh harapan akan perkembangan dunia teknologi informasi, juga menjadi salah satu lapangan kerja terbesar yang memberikan harapan bagi para pencari kerja maupun para investor.

Indonesia sudah menjadi market yang mudah dimasuki oleh investor atau startup luar melihat situasi ini, Indonesia juga harus membangun seperti kawasan Industri Kreatif Digital seperti di California. Lebih bagus jika Seperti Silicon Valley dibangun diseluruh Kota di Indonesia agar mindset masyarakat berubah dan bisa bergabung dalam berkarya, bukan hanya uang yang kita dapatkan tapi juga berfikir bagaimana ekonomi Indonesia bisa maju terutama ekonomi nasional dan bisa dirasakan oleh seluruh masyrakat Indonesia baik yang tertinggal maupun termaju dan peluang ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi para pengangguran.

Indonesia memiliki peluang cukup besar untuk mewujudkan Silicon Valley di negeri sendiri. Mengapa? karena faktor sumber daya manusia dan faktor sumber daya alam dan mineral yang melimpah. Tidak sedikit pencipta/penemu yang berasal dari Indonesia. Sebagian besar di antara mereka bekerja di negeri orang, karena dianggap memiliki lebih banyak peluang untuk mengembangkan pemikiran dan karya mereka. Beberapa di antaranya ada juga yang bekerja di negeri sendiri. Mereka semua berasal dari kalangan perguruan tinggi hingga tingkat sekolah menengah atas atau SMK. Dukungan sumber daya alam dan mineral akan semakin memperkuat peluang Indonesia untuk menciptakan sendiri nama brand yang nantinya dapat menjadi simbol kemandirian teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline