Lihat ke Halaman Asli

Hilmy Abdullah faqih

College Student

Cerpen Inspiratif "Pangeran Kebersihan"

Diperbarui: 15 Juli 2022   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejumlah pembenahan dilakukan di lingkungan rumahku, mulai dari pembersihan got / saluran air di depan rumahku, tempat sampah umum, hingga jalanan dan rumah warga -- warga di sekitaran rumahku. Aku senang akhirnya mereka sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan tempat mereka tinggal. Semua ini tidaklah mudah, tapi aku merasa puas bahwa usahaku dapat membawakan hasil yang sangat memuaskan dan dapat menguntungkan semua pihak. Dan juga aku mendapatkan julukan "Pangeran Kebersihan" keren kan? ini kisahku.

Sebelumnya, perkenalkan namaku Adam Adelio. Biasa aku dipanggil Adam, aku merupakan siswa kelas 6 SD. Meskipun umurku masih sangat kecil, namun aku berhasil menggerakan hati semua orang di sekitaran rumahku untuk lebih peduli dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka. Aku tinggal di sebuah Kawasan perumahan yang dapat terbilang cukup sepi, bukan karena tidak berpenghuni namun karena warga disini cenderung orang nya tidak pernah keluar rumah dan menyapa tetangga mereka masing -- masing. Bahkan mereka hanya melakukan komunikasi melalui grup whatsapp yang dibuat oleh warga terdahulu dan turun menurun akan terus dipakai sebagai satu satu nya media penyebaran informasi satu komplek perumahan kami.

Sedikit tentang diriku, aku merupakan anak yang senang membersihkan hal -- hal yang kotor dan tidak suka dengan hal yang berantakan dan kotor. Kebiasaan ini sudah diterapkan oleh orang tua ku sejak usia ku masih sangat kecil. Kebiasaan ini selalu aku terapkan dimanapun aku berada baik saat aku di sekolah, di tempat umum, bahkan di restoran sekalipun. Karena menurut ku, kalau bukan kita yang berinisiatif untuk membersihkan siapa yang akan memulainya. Kita tidak bisa terus terusan mengandalkan pelayan atau tukang bersih -- bersih untuk mengandalkan kebersihan sekitar. Kalau kita bisa kerjakan, lebih baik dikerjakan sendiri begitulah motto ku kira kira.

Kembali ke awal mula aku dapat julukan pangeran kebersihan oleh warga sekitar. Untuk memudahkan, aku ingin mengingatkan kalau warga disini jarang sekali mempedulikan sampah mereka yang mereka buang keluar rumah setiap pagi di tempat sampah umum bahkan sampai meluap hingga terkadang keluar hingga turun ke dalam got atau saluran air yang berada di sepanjang jalan memanjang di antara rumah -- rumah dan kadang sampah itu sampai ikut terkena air hujan dan menyumbatkan pergerakan air yang seharusnya lancar namun terhambat.

Suatu hari di bulan juli, bapak ku memberitahukan kepada orang rumahku kalau petugas sampah yang biasa menganggkut sampah ku sedang tidak bisa bekerja karena kecelakaan kerja dan tidak mempunyai pengganti jadi semua warga dianjurkan untuk membuang sampah di tempat lain dan tidak ditempat pembuangan sampah yang biasa mereka buang setiap pagi. Kemudian keesokan hari nya, aku melihat tempat pembuangan sampah masih kosong dan aku bergumam "aku bersyukur para warga akhirnya mengikuti anjuran yang ada" 2 hari kemudian aku terkejut melihat sampah yang mulai menumpuk dan membuat tempat sampah umum nya menjadi bauk arena mayoritas berisikan sampah rumah tangga.

Aku berusaha untuk mengangkut sampah mereka untuk dibuang ke tempat lain namun aku berpikir aku tidak bisa mengangkut sampah sebanyak itu terlebih aku masih kecil dan tidak kuat untuk mengangkat semua sampah itu. Jadi aku biarkan saja dan hanya membantu dengan membuang sampah rumah ku ke tempat lain untuk mengurangi penumpukan sampah yang ada. Sejak hari itu, setiap hari sampah di tempat pembuangan sampah semakin tinggi dan menumpuk bahkan jatuh hingga banyak yang masuk ke saluran air. Aku berniat untuk membantu membuang dari saluran namun usahaku terhambat dari deras nya hujan yang memang beberapa hari terakhir sering terjadi disini. Aku hanya bisa berharap semoga sampah yang tersumbat tidak menimbulkan bahaya bagi rumah -- rumah di perumahan tempat aku tinggal.

Benar saja, setelah diguyur hujan hampir 4 hari lebih, Kawasan rumahku akhirnya kebanjiran dan air nya berasal dari saluran air yang tersumbat sampah hingga air nya tertahan dan membuatnya menggenang dan volume air yang tinggi membuat airnya tak tertampung dan akhirnya banjir. Memang tidak tinggi namun air nya masuk ke banyak rumah di perumahan ku dan membuat jalanan utama menjadi tergenang air. Aku sedih melihat apa yang terjadi, aku akhirnya berupaya untuk mencari ide agar bagaimana para warga dapat sadar akan kebersihan di sekitaran tempat mereka tinggal.

Setelah aku melakukan pencarian ide bersama ayahku, akhirnya kami memutuskan untuk membuat video dan ayahku akan membantu menyebarkan videonya di media sosial serta di grup whatsapp warga perumahanku tinggal. Menurut ku, mereka tidak akan sadar apabila tidak adanya penggerak diantara mereka supaya mereka mau membersihkan lingkungan mereka dan mereka butuh contoh figure yang lebih muda. Menurut ku cara ini akan membuat mereka merasa malu, kalau di pikir pikir umurku yang masih muda saja sudah bisa menjaga kebersihan walau tidak bisa membantu banyak bagaimana dengan mereka yang sudah berumur namun tidak ada kontribusi sama sekali.

Akhirnya aku menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat video, aku dan ayahku menunggu hujan tiba kemudian kami segera menggunakan jas hujan kami masing masing dan ayahku bersiap dengan kamera nya di tangan. "semoga dengan ini aku dapat menjadi penggerak diantara orang -- orang disini dan mereka jadi sadar kalau lingkungan itu penting untuk dijaga kebersihannya" ujarku dalam hati. Ayahku mulai pengambilan gambar, aku menjelaskan secara singkat tentang identitasku dan opini ku tentang bagaimana lingkungan sekitar rumah tinggalku yang terutama sedang tidak baik baik saja sejak banjir melanda tempat kami. Kemudian adegan dilanjutkan dengan aku yang berusaha sebisa mungkin memungut sampah yang menyangkut sampah dari dalam genangan air agar memudahkan jalannya air supaya air dapat berjalan dengan lancar lagi. Meskipun di beberapa saat aku terjatuh atau terpeleset karena tidak dapat melihat dasar pijakan yang aku injak karena saluran air di tempatku tidak memiliki penutup jadi aku terjatuh kedalamnya namun tidak apa apa pikirku, demi kebaikan kita bersama kita harus berkorban.

Hingga aku selesai dengan beberapa kantung sampah, tak lama hujan selesai. Aku mengakhiri video dengan mengucapkan "ayo bagi semua warga yang tinggal di perumahan ini, kita sama sama melaksanakan gotong royong karena kita tidak bisa mengandalkan orang lain saja. Ini tempat kita tinggal, kita harus sayangi dan jaga kebersihannya juga karena kalau aku yang masih kecil saja bisa masa kalian tidak?" ayahku kemudian tertawa kecil mendengar ucapan anaknya yang sangat ambisius ini.

Setelah kembali kedalam rumah dan membersihkan diri kami berdua, ayah langsung mengirim video itu ke media sosial terutama di grup whatsapp perumahan. Keesokan hari nya, aku terkejut karena dibangunkan ayahku dan memintaku untuk segera keluar rumah. Karena kebingungan aku melihat dari jendela dan banyak warga yang mengumpul di depan rumahku, aku kebingungan dan akhirnya segera menyusul ayahku keluar rumah dan bertanya kepada ayahku "ada apa ini" kemudian salah satu warga mendekat dan menjelaskan bahwa mereka merasa iba akan atas apa yang aku lakukan kemarin. Mereka juga berkata kalau aku dapat dijadikan sosok penggerak yang bagus untuk dijadikan tokoh penting masyarakat di perumahan ku ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline