Brunei Darussalam, negara kecil yang berada satu pulau dengan wilayah Indonesia yaitu pulau Borneo atau Kalimantan. Brunei adalah negara yang baru merdeka tahun 1984. Kendati demikian, Indonesia sudah sejak lama menjalin hubungan dengan orang-orang atau pejabat-pejabat yang memerdekakan Brunei Darussalam. Ini dibuktikan dengan hubungan antara pejabat Indonesia dengan pejabat Brunei Darussalam secara tidak resmi dimulai sekitar tahun 1981.
Dimulai dengan Sultan Brunei Darussalam yang berkunjung pada tahun 1981. Setelah itu Menteri Luar Negeri saat itu Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H. Ganti berkunjung ke Brunei Darussalam pada tahun 1982. Semua kunjungan antara 2 negara diatas dikatakan tidak resmi karena saat itu Brunei belum merdeka.
Baru pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam mendapat kemerdekaannya dari Britania Raya. Saat itu juga Indonesia mengakui kemerdekaan Brunei Darussalam secara de jure, selain itu Indonesia juga meresmikan hubungan bilateral antara Indonesia dan Brunei Darussalam. Indonesia membuka kedutaan besar di Bandar Seri Begawan, sebaliknya Brunei Darussalam membuka kedutaannya di Jakarta.
Hubungan Indonesia dan Brunei Darussalam bisa dibilang sangat hangat dan ramah, tidak ada masalah satupun yang terjadi antara kedua belah pihak, bahkan saat Indonesia sedang krisis ekonomi, Brunei Darussalam tetap manjaga kerjasama antara kedua belah pihak.
Pada bulan November 1999, kedua negara sepakat untuk membentuk Komisi Bersama pada tingkat Menlu untuk menggali berbagai potensi kerjasama di antara kedua negara. Pertemuan Komisi Bersama yang pertama berlangsung di Jakarta tanggal 25 Juli 2003, sementara pertemuan kedua (terakhir) diadakan di Bandar Seri Begawan tanggal 18 Agustus 2006.
Pada kesempatan tersebut, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang antara lain perdagangan, kebudayaan, pertahanan, kesehatan, penerangan, ketenagakerjaan serta mendorong peningkatan hubungan antarswasta dan masyarakat kedua negara.
Dalam ketenagakerjaan Brunei Darussalam merupakan salah satu negara destinasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), pada tahun 2012 terdapat sekitar 58.000 Warga Negara Indonesia bekerja atau menjadi TKI di Brunei Darussalam. Kebanyakan TKI di Brunei Darussalam bekerja sebagai pegawai swasta, pekerja rumah tangga, buruh di kilang minyak dan lain sebagainya.
Kerja sama yang masif selanjutnya antara Indonesia dan Brunei Darussalam adalah dalam bidang perdagangan. Dalam bidang ini kedua negara bekerja sama karena kedua negara saling melengkapi dalam beberapa sektor. Brunei memiliki komoditas mineral yang mereka andalkan sebagai barang ekspor mereka terhadap Indonesia. Brunei mengekspor minyak, gas alam, transport equipment, cashed head petroleumdan machinery.Sedangkan Indonesia memiliki komoditas industri, diantaranya mie instan, makanan bayi, minuman ringan, obat-obatan, jamu, kosmetik, alat-alat listrik dan elektronik, tekstil, furniture, bahan bangunan, peralatan olahraga, rokok, kendaraan bermotor dan suku cadangnya.
Nilai total perdagangan antara Indonesia dan Brunei Darussalam pada tahun 2008 mencapai US$ 2,476 milyar, naik dari total perdagangan tahun 2007, yaitu sejumlah US$ 1,9 milyar. Pertumbuhan pendapatan kedua negara karena hubungan yang terjalin terus meningkat setiap tahunnya. Diatas 10% setiap tahunnya. Neraca perdagangan kedua negara khususnya selama lima tahun terakhir menunjukan defisit bagi Indonesia. Hal ini karena Indonesia banyak mengimpor minyak dari Brunei Darussalam.
Tapi hal ini tak menjadi masalah bagi Indonesia mengingat Indonesia menjalin kerjasama dengan banyak negara selain Brunei Darussalam. Untuk meningkatkan kerjasama, pada tahun 2015 dibuka jalur penerbangan antara Jakarta-Bandar Seri Begawan, Bali-Bandar Seri Begawan dan jalur Surabaya-Bandar Seri Begawan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perjalanan masyarakat kedua negara.
Selain perdagangan, Indonesia juga menawarkan Brunei untuk berinvestasi di Indonesia. Indonesia mempromosikan keadaan ekonomi yang kondusif, iklim investasi yang bagus dan kebijakan fiskal yang tidak menyulitkan investor. Ada beberapa sektor investasi yang ditawarkan kepada Brunei Darussalam, yaitu proyek infrastruktur seperti energi (10,000 MW) dan pembutan jalan tol Trans Jawa. Semua ini dijadikan senjata andalan untuk menarik investor agar tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.