Lihat ke Halaman Asli

Tiga Metode SDLC yang Populer dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Diperbarui: 16 Desember 2023   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bing AI / Generated Image

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, Software Development Life Cycle (SDLC) adalah serangkaian proses atau tahapan yang digunakan untuk merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara perangkat lunak. SDLC membimbing para pengembang perangkat lunak melalui rangkaian langkah-langkah sistematis untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi kebutuhan dan standar yang ditetapkan. Dengan kata lain, SDLC adalah kerangka kerja yang membantu menyelaraskan aktivitas pengembangan perangkat lunak dengan tujuan akhir menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi.

Waterfall Model

Waterfall Model adalah salah satu model pengembangan perangkat lunak yang mengikuti pendekatan linier dan sekuen dalam pengembangannya. Konsep dasar dari model ini dapat dibandingkan dengan aliran air yang mengalir dari satu tahap ke tahap berikutnya tanpa mundur, menciptakan urutan yang jelas dari perencanaan hingga pemeliharaan.

Langkah-langkah dalam Waterfall Model melibatkan serangkaian fase yang harus diselesaikan secara berturut-turut. Tahap-tahap tersebut mencakup:

  • Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan pelanggan dan pemahaman mendalam tentang spesifikasi yang dibutuhkan.

  • Perancangan Sistem

Perancangan konsep dan struktur sistem berdasarkan kebutuhan yang telah diidentifikasi sebelumnya.

  • Implementasi

Proses pengkodean atau implementasi berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya.

  • Pengujian

Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi spesifikasi.

Penggabungan dan Penyebaran


Integrasi semua komponen dan implementasi perangkat lunak ke lingkungan produksi.

Kelebihan:


Model ini menyediakan struktur yang jelas dan mudah dipahami, cocok untuk proyek-proyek yang memiliki kebutuhan yang stabil dan jelas. Setiap tahap menghasilkan dokumen dan artefak yang dapat digunakan sebagai referensi di tahap berikutnya.

Kelemahan


Waterfall Model sulit menanggapi perubahan kebutuhan yang mungkin muncul selama pengembangan. Tahap Pengujian hanya dilakukan setelah implementasi, sehingga jika terdapat kesalahan, perubahan akan sulit dan mahal untuk dilakukan. Selain itu, model ini kurang sesuai untuk proyek-proyek yang besar dan kompleks karena kurangnya fleksibilitas dalam menanggapi perubahan kebutuhan.

Agile Model


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline