Lihat ke Halaman Asli

HILMI ANSYAH

seorang mahasiswa

Maraknya Anak-anak yang Menjadi Badut Jalanan

Diperbarui: 12 Oktober 2021   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Badut jalanan hadir menjamur di sejumlah ruas jalan di  Indonesia salah satunya adalah Kota Bandung Jawa Barat, Badut jalanan biasanya peroperasi di perempatan jalan dan lokasi yang strategis. tidak hanya orang dewasa tetapi banyak sekali anak-anak yang melakukan profesi menjadi badut jalanan, Fenomena badut jalanan itu berbanding lurus dengan data warga miskin baru yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandung, di mana jumlahnya mencapai 59.700 orang.

Penambahan jumlah warga miskin baru di Kota Bandung tersebut merupakan akibat dari pandemi Covid-19 yang memukul berbagai sektor ekonomi masyarakat. 

dikutip dari databoks "Persentase Korban Eksploitasi Seksual, Perdagangan, dan Pekerja Anak Menurut Status Sekolah' 

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) selama Januari-April 2021, 67% dari korban eksploitasi seksual, perdagangan, dan pekerja anak merupakan siswa yang masih aktif bersekolah. Hanya 37% korban yang merupakan anak putus sekolah.

Persoalan tersebut terjadi akibat pengawasan dari institusi pendidikan semakin lemah saat pandemi virus corona Covid-19. Pasalnya, para siswa harus melakukan pembelajaran secara daring selama masa pandemi.

Kondisi tersebut juga didorong beban orang tua yang makin besar akibat kesulitan ekonomi dan juga kian mudahnya akses internet selama pandemi. Atas dasar itu, kerja sama berbagai pihak diperlukan untuk melindungi anak dari berbagai kasus eksploitasi seksual, perdagangan, dan pekerja anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline