Lihat ke Halaman Asli

Pesantren, Tempat Mencari Ilmu atau Rumah Sakit??

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Zaman sekarang, banyak yang salah mengartikan arti kata pesantren. Zaman sekarang pondok pesantren dianggap sebagai tempat orang menitipkan anaknya (yang nakal) ke pesantren supaya kelak nanti bisa menjadi baik. Tapi justru disinilah kesalah fahaman tentang arti kata pesantren itu sendiri.

Menurut pengalaman yang saya dapatkan (karena saya pernah nyantri) kebanyakan orang tua menaruh anaknya dipesantren supaya bisa menjadi anak yang baik, pintar dalam hal agama, pintar mengaji, dan lain sebagainya, dan intinya adalah supaya si anak bisa menjadi anak yang soleh. Nah, disinilah letak kesalahannya.

Dulu, orang-orang yang memang berniat nyantri ke pesantren memang i'tiqod atau niat awalnya untuk mencari ilmu, lalu kemudian orang-orang yang pulang dari pesantren mengabdi pada masyarakat, dan masyarakat mulai berfikir bahwa pesantren adalah tempat untuk seseorang bisa menjadi pribadi yang baik, dan wal hasil anak-anaknya dititipkan ke pondok pesantren. Disini komunikasi antara anak dan orang tua diperlukan, tidak langsung memutuskan begitu saja.Padahal si anak tidak ingin untuk mondok dan kebanyakan zaman sekarang yang masuk pondok adalah anak nakal (orang sakit) dibawa kepondok (rumah sakit), padahal kalo kita definisikan arti kata pondok itu tempat orang mencari ilmu, bukan tempat untuk memperbaiki orang yang sakit (nakal).

Jadi kesimpulannya, bagi para orangtua semestinya harus ada komunikasi terdahulu kepada anak kalau memang ingin memutuskan untuk memondokkan anak-anaknya. Dan yang kedua, orangtua harus bisa memilah dan memilih pondok yang akan ditempati si anak. Karena zaman sekarang, banyak juga pesantren yang dibuat hanya untuk popularitas, bukan lillahi ta'ala untuk mengajarkan, menyebarkan, dan menegakkan panji-panji islam. Dan yang terakhir, orangtua harus bisa memantapkan, meluruskan, dan menguatkan niat anak mondok untuk mencari ilmu.

Semoga tulisan ini bermanfaat, kritik dan saran yang membangun saya harapkan adanya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline