Lihat ke Halaman Asli

Paradigma Politik Nahdlatul Ulama dalam Bernegara

Diperbarui: 26 Desember 2023   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Hilmatul Bariroh

NIM : 221310004851

Dosen Pembimbing : Dr. Wahidullah, S.H.I., M.H.

Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki basis massa yang kuat. Sejarah politis NU tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia. NU lahir pada masa penjajahan Belanda dan menjadi salah satu organisasi yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, NU terlihat semakin terlibat dalam politik praktis.

Meskipun demikian, spirit lahirnya NU sebagai jam’iyyah berbasis simbol dan kekuatan ulama tetap terjaga. NU lahir sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang bertujuan untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa. NU memiliki paradigma politik yang unik dan menggetarkan, yaitu berpolitik untuk memperoleh konsensus nasional dan dilakukan sesuai dengan akhlaqul karimah sebagai pengamalan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah.

NU juga memiliki prinsip bahwa berpolitik tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bersama dan memecah belah persatuan. Perbedaan pandangan diantara aspirasi-aspirasi politik warga NU harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, tawadlu’, dan saling menghargai satu sama lain sehingga di dalam berpolitik itu tetap dijaga persatuan dan kesatuan di lingkungan NU.

Selain itu, NU juga menuntut adanya komunikasi kemasyarakatan timbal balik dalam pembangunan nasional untuk menciptakan iklim yang memungkinkan perkembangan organisasi kemasyarakatan yang lebih mandiri dan mampu melaksanakan fungsinya sebagai sarana masyarakat untuk berserikat, menyalurkan aspirasi serta berpartisipasi dalam pembangunan.

Namun, terkadang NU terlihat terlalu terlibat dalam politik praktis dan mengabaikan landasan politik yang strategis dan membawa maslahat kepada semua masyarakat muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, kajian-kajian tentang perpolitikan Islam yang mendalam dan menyeluruh demi tercapainya kesepakatan antar golongan-golongan Islam dalam hal politik adalah keniscayaan.

Dalam konteks Indonesia, NU memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kesadaran yang berlandaskan pada moralitas. NU harus terus memperkuat kerangka idealnya sebagai jam’iyyah diniyah ijtima’iyyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan) sehingga tidak terlemahkan oleh godaan politik praktis yang bisa melemahkan organisasi keagamaan.

Dalam kesimpulannya, paradigma politik NU yang unik dan menggetarkan harus terus dijaga dan diperkuat. NU harus tetap berpolitik untuk memperoleh konsensus nasional dan dilakukan sesuai dengan akhlaqul karimah sebagai pengamalan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. NU juga harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan NU serta menuntut adanya komunikasi kemasyarakatan timbal balik dalam pembangunan nasional. Dengan begitu, NU dapat memberikan kontribusinya dalam mewujudkan cita-cita keadaban bangsa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline