Lihat ke Halaman Asli

Dewi Sri Bersembunyi

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gersang ladang sejauh pandang

Tandus, lambang kesuraman

Sawahku dehidrasi!

Adakah kau tahu, siapa dalang semua ini

Padi tidak berbulir

Tegak, tidak mau menghormat

Sawahku disabotase!

Adakah kau tahu, siapa dalang semua ini

Hujan riuh mendera, bermandi padi

Hingga tenggelam, pun juga impian

Sawahku overdosis!

Adakah kau tahu, siapa dalang semua ini

Mesin raksasa meratakan

Rumah-rumah besar ditanamkan

Sawahku lenyap!

Adakah kau tahu, siapa dalang semua ini

Ratu itu, dewi sri sebut mereka

menitahkan kesuburan, meniupkan angin keberhasilan

Entah bagaimana kepercayaan itu begitu lekat

Tak tahu siapa pendakwah pertamanya

Ratu itu, dewi sri sebut mereka

menghujamkan paceklik, melenyapkan keindahan

Jika murka merasuki kecantikannya

Bukankah sinaran agama sudah sampai

Tapi masih ada takhayul tersimpai

Kamu berlogika bukan? Kamu ber-Tuhan bukan?

Sekarang, jawablah

Adakah dewi sri nyata di kedua matamu?

Adakah jejak langkah ratumu itu bisa ditelisik?

Semua retorika, tak butuh jawaban

Kamu pun bungkam, diam, meragukan

Tuhan Maha Cinta, Tuhan Maha Kaya

Pemilik segala masa, segala rupa, segala hawa

Penguasa alam, gemerlap-suramnya, terang-kelamnya

Hidup adalah untuk menggapai cinta-Nya sepenuh jiwa

Jika nama dewi padi itu membudaya, maka itu sekedar nama

Jika ceritanya membahana, maka itu cuma cerita

Dia akan tetap bersembunyi, takkan pernah menampakkan batang hidungnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline