Sirine mobil patroli polisi terdengar nyaring. Ditambah bunyi tembakan yang puluhan kali melesat, memecah kerumunan massa yang terpusat di Terminal Laladon, Ciomas. Prakk!! Lemparan batu membuat suasana makin tegang dan mencekam. Lagi-lagi karena urusan perut, masing-masing saling ribut tanpa tedeng aling-aling. “Ingat anak istri, bang!” cetus seorang warga yang tak tega melihat amukan massa.
Perang antarwong cilik berturut-turut membuat aparat kalang kabut. Petugas kepolisian sempat kesulitan meredam aksi anarkis warga yang semakin menjadi-jadi.
Beberapa kendaraan roda dua yang diketahui milik driver ojek online dihancurkan. Sopir angkutan kota (angkot) emosi lantaran ojek online masih beroperasi dan mengambil penumpang di kawasan terminal. Bahkan, aksi kejar-kejaran sopir angkot dengan pengemudi ojek online pun sempat terjadi di Jalan Raya Dramaga, Bogor.
Pengemudi ojek online yang bersembunyi di salah satu minimarket diseret keluar. “Wah ini nih nyumput (sembunyi, red) di sini. Eh, jangan nyumput,” teriak salah seorang sopir angkot sambil menarik pengemudi ojek online keluar dari minimarket.
Sedikitnya enam angkot di kawasan Terminal Laladon, Kabupaten Bogor, rusak. Warga yang melihat bentrokan tersebut dibuat takut. Dita (22), salah seorang pengguna ojek online, mengaku tak habis pikir dengan aksi saling serang yang terjadi. Padahal, kedua kubu sama-sama mencari rezeki.
“Ngapain coba pakai berantem kayak gini. Kasihan kan anak istri di rumah. Itu motornya sampai rusak parah,” kata Dita yang ikut melihat aksi kejar-kejaran pengemudi online.
Sementara itu, usai aksi tawuran pecah, ribuan pengemudi ojek online langsung menggeruduk Balaikota Bogor di Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (22/03).
Mereka mendesak Pemerintah Kota dan Kabupaten (Pemkot dan Pemkab) Bogor memberi jaminan keamanan dan kenyamanan saat beroperasi di jalanan, sehingga aksi sweeping yang dilakukan sopir angkot tak terulang kembali.
“Kita ke sini hanya ingin ada kepastian dari pemerintah bahwa kita berhak mencari nafkah dan dijamin rasa amannya saat mengangkut penumpang. Kita lelah sudah dua hari ini dapat ancaman dan teror para sopir angkot yang melakukan aksi sweeping di jalanan,” ungkap Budi (28), driver GrabBike saat ditemui di Balaikota Bogor, Rabu (22/03) petang.
Di saat bersamaan, sekitar pukul 18:00 WIB, kericuhan yang semula memanas di Jalan Raya Laladon, merambat hingga ke Jalan Raya KH Abdullah Bin Nuh, tepatnya di depan gerbang pintu masuk Perumahan Yasmin, Bogor Barat, Kota Bogor. Sekelompok orang diduga simpatisan sopir angkot nyaris bentrok dengan ojek online.
Sambil membawa bambu runcing, sekelompok massa berjalan kaki menuju kantor transportasi online yang ada di Jalan Sholeh Iskandar. Namun, niat mereka sudah lebih dulu dihadang petugas.