Lihat ke Halaman Asli

Bang, Ingat Anak-Istri!

Diperbarui: 23 Maret 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sirine mobil patroli polisi terdengar nyaring. Ditambah bunyi tembakan yang puluhan kali melesat, memecah kerumunan massa yang terpusat di Terminal Laladon, Ciomas. Prakk!! Lemparan batu membuat suasana makin tegang dan mencekam. Lagi-lagi karena urusan perut, masing-masing saling ribut tanpa tedeng aling-aling. “Ingat anak istri, bang!” cetus seorang warga yang tak tega melihat amukan massa.

Perang antarwong cilik berturut-turut membuat aparat kalang kabut. Petugas kepolisian sempat kesulitan meredam aksi anarkis warga yang semakin menjadi-jadi.

Beberapa kendaraan roda dua yang diketahui milik driver ojek online dihancurkan. Sopir angkutan kota (angkot) emosi lantaran ojek online masih beroperasi dan mengam­bil penumpang di kawasan terminal. Bahkan, aksi kejar-kejaran sopir angkot dengan pengemudi ojek online pun sempat terjadi di Jalan Raya Dramaga, Bogor.

Pengemudi ojek online yang bersembunyi di salah satu minimarket diseret keluar. “Wah ini nih nyumput (sem­bunyi, red) di sini. Eh, jan­gan nyumput,” teriak salah seorang sopir angkot sambil menarik pengemudi ojek on­line keluar dari minimarket.

Sedikitnya enam angkot di kawasan Terminal Laladon, Kabupaten Bogor, rusak. Warga yang melihat bentro­kan tersebut dibuat takut. Di­ta (22), salah seorang peng­guna ojek online, mengaku tak habis pikir dengan aksi saling serang yang terjadi. Padahal, kedua kubu sama-sama mencari rezeki.

“Ngapain coba pakai beran­tem kayak gini. Kasihan kan anak istri di rumah. Itu mot­ornya sampai rusak parah,” kata Dita yang ikut melihat aksi kejar-kejaran pengemudi online.

Sementara itu, usai aksi tawuran pecah, ribuan penge­mudi ojek online langsung menggeruduk Balaikota Bo­gor di Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu (22/03).

Mereka mendesak Pemer­intah Kota dan Kabupaten (Pemkot dan Pemkab) Bogor memberi jaminan keamanan dan kenyamanan saat berop­erasi di jalanan, sehingga aksi sweeping yang dilakukan sopir angkot tak terulang kembali.

“Kita ke sini hanya ingin ada kepastian dari pemerin­tah bahwa kita berhak men­cari nafkah dan dijamin rasa amannya saat mengangkut penumpang. Kita lelah sudah dua hari ini dapat ancaman dan teror para sopir angkot yang melakukan aksi sweep­ing di jalanan,” ungkap Budi (28), driver GrabBike saat dite­mui di Balaikota Bogor, Rabu (22/03) petang.

Di saat bersamaan, sekitar pukul 18:00 WIB, kericuhan yang semula memanas di Jalan Raya Laladon, meram­bat hingga ke Jalan Raya KH Abdullah Bin Nuh, tepatnya di depan gerbang pintu masuk Perumahan Yasmin, Bogor Barat, Kota Bogor. Sekelom­pok orang diduga simpatisan sopir angkot nyaris bentrok dengan ojek online.

Sambil membawa bambu runcing, sekelompok massa berjalan kaki menuju kantor transportasi online yang ada di Jalan Sholeh Iskandar. Namun, niat mereka sudah lebih dulu dihadang petugas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline