Hari Jum'at pukul 10.40 WIB bel sekolah berbunyi pertanda waktu belajar hari itu telah habis. Aku pun bergegas pulang ke rumah untuk selanjutnya menunaikan kewajiban selaku muslim, yakni salat Jum'at.
Tidak memakan waktu lama karena memang jarak rumahku dengan sekolah tempat bekerja tidak terlalu jauh, butuh lima menit saja untuk sampai di rumah dengan mengendarai Shogun kesayanganku.
Pukul 11.30 WIB aku sudah berada di Masjid dekat rumahku, sesuai namanya Nurul Akbar, diharapkan mampu memberikan cahaya kebesaran bagi jama'ah.
Selesai menjalankan salat tahiyyatul masjid tiba-tiba seseorang menghampiriku ternyata dia adalah Rosikin, Rosikin adalah orang yang biasa bertugas sebagai muadzin salat Jum'at, seraya berbisik, sekaligus menyodorkan tangan untuk berjabat tangan sebagaimana kebiasaan jama'ah di masjid itu, "Maman tumburan, bisiknya...".
Sama halnya dengan Rosikin, Maman adalah salah satu muadzin salat Jum'at di masjid. Pemahaman aku waktu itu, Rosikin memberi tahu bahwa Maman tidak bisa bertugas sebagai Muadzin dikarenakan dia tumburan.
Pendek saja aku jawab, "oh, baik nanti kita umumkan". Sebagaimana kebiasaan di Masjid jika ada jama'ah yang mendapat musibah maka tugas aku mengumumkannya supaya jamaah tau dan mendoakannya agar lekas sehat kembali.
Akupun bergegas naik ke mimbar tanpa menghiraukan Rosikin yang memberi tahu bahwa Maman tumburan. Setelah ucap salam akupun mengumumkan, "Bapak-bapak, jama'ah sekalian, turut prihatin bahwa salah satu jama'ah kita yang bernama Maman mengalami kecelakaan dikarenakan tumburan".
Belum lagi melanjutkan perkataanku, tiba-tiba Rosikin yang duduk tepat di depanku, dia berdiri dan menghampiriku seraya berbisik pelan, "Maksudku, Maman tuh tumburan jadwal petugas Muadzin, hari ini dia jadwal Muadzin di Masjid Muhammadiyah, bukan tumburan kecelakaan....."
"ooooooo, begitu, aduh salah deh", sahutku pelan sambil menutup mulut dengan jemari menahan tawa.
Sambil tersipu malu karena salah memahami, akupun meralat pengumuman tadi.
"Makanya sebelum berangkat ke Masjid ngopi dulu mas", celetuk salah satu jama'ah yang duduk bersandar di tiang Masjid.