Lihat ke Halaman Asli

Hilman Idrus

Fotografer

Dunia, Ilmu Pengetahuan dan Akhirat

Diperbarui: 10 Mei 2022   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar by takrimulquran.org

Belakangan ini, dakwah yang disampaikan sejumlah ustadz terkadang lebih mementingkan kehidupan di akhirat daripada dunia. 

Mereka mengganggap kehidupan di dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Untuk itu, berkali-kali mereka mengingatkan bahwa harta dan anak-anak kerap membuat orang lupa kepada Tuhan. 

Padahal sesungguhnya, harta dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk ibadah sosial, maka sangat bermanfaat dan begitu pun juga anak-anak yang dibekali ilmu pengetahuan juga mempermudah langkah orangtua di akhirat. 

Doktrin bahwa kehidupan di dunia tidak lah penting, membuat orang-orang yang terhimpun dalam organisasi keagamaan tertentu lebih mementingkan ibadah ritual daripada ibadah sosial dan kemasyarakatan. 

Memang benar, persepsi mereka tentang dunia sebagaimana Allah Swt tegaskan dalam QS Ali Imran :185 maupun dalam surat At-Tawbah ayat 85, dan juga di surat Fathir ayat 5.

Ketiga ayat tersebut Allah ingatkan kepada manusia jangan sampai menjalani kehidupan dunia dan lupa pada akhirat. Tapi, bukan berarti bahwa untuk mengejar akhirat dan mengabaikan dunia. keliru. 

Sehingga, terkadang kita menyaksikan orang-orang yang memiliki target utama meraih kesenangan di akhirat, lalu berusaha hanya berebut akhirat. Buntutnya, seperti tindakan radikal: bom bunuh diri demi sorga dan bidadari. 

Kesalahan memahami kehidupan dunia dan akhirat inilah dikritik Abdillah Toha dalam bukunya "Buat Apa Beragama? Renungan Memaknai Religiusitas di Tengah Kemordenan" ia mengatakan soal kesejahteraan ekonomi, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kekuatan militer, kreativitas, keindahan seni dan budaya maupun sejenisnya tidak lah menjadi fokus utama bagi orang-orang yang lebih berorientasi akhirat. 

Merujuk pada penegasan di atas, maka benar juga, kata Ade Armando, kita umat Islam mengalami kemunduran dalam dunia pendidikan dan ekonomi lantaran doktrin kehidupan di akhirat begitu kuat tertancap dalam hati. 

Kata Ade Armando bisa dibaca pada mundurnya kekuasaan politik global Islam sejak abad ke-18 hingga runtuhnya tiga kekuatan besar Islam: kerajaan Ustmani di Turki, kerajaan Mughal di India, dan kerajaan Syafawi di Persia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline