Lihat ke Halaman Asli

Hilman Idrus

Fotografer

Selamat Jalan Nenek

Diperbarui: 16 Juli 2021   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Almarhumah Nenek Habibah Daud bersama para Cicitnya. Foto: Hilman Idrus

Bulan Oktober 2020 lalu, saat istri saya jatuh sakit dan menjalani pengobatan selama sebulan penuh di Ternate, kemudian kami menyepakati untuk berkunjung rumah orangtua-nya di desa Bibinoi kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan. 

Keinginan ke Bacan lantaran istri saya bilang, sakit yang ia derita, mungkin cocok dengan pengobatan tradisional. Lantaran sudah berupaya dengan dengan obat medis, sehingga harus ditambah dengan ramuan tradisional, agar kondisi badan kembali sehat.

Kebetulan sang neneknya, memang "spesialis" mengobati penyakit yang diderita oleh kaum perempuan, sehingga harus mencoba dengan ramuan tradisional neneknya demi kesembuhan istri saya, agar kembali beraktivitas normal seperti semula. Maka, istri saya menginformasikan kepada bapaknya bahwa pada hari Rabu 5 November 2020 kami ke pulau Bacan.

Dan begitu tiba di desa Bibinoi, istri saya langsung bergegas menuju ke rumah neneknya, dan menceritakan perihal penyakit yang ia alami, sehingga tidak menunggu lama, sang nenek kemudian menyiapkan segala ramuan untuk mengobati istri saya. 

Dan, Alhamdulillah, rupanya selama tiga hari menjalani pengobatan dengan ramuan sang nenek kondisi istri saya mulai kembali sehat, memang sebelumnya sudah jalani pengobatan medis, sehingga ramuan tradisional kata sang nenek hanya sebagai finishing.

Nenek mertua saya memang merupakan salah satu gererasi tertua di desa Bibinoi kecamatan Bacan Timur Tengah, nenek bernama lengkap Habibah Daud -- di tahun 2021 usianya mencapai 116 tahun, dan beliau termasuk satu-satunya saksi hidup tumbuhnya pohon Kurma pertama di Desa Gonone kecamatan Pulau Joronga, Halmahera Selatan, yang saya sampaikan pada tulisan (Cerita, Pohon Kurma di Desa Gonone Kecamatan Pulau Joronga, Kabupaten Halmahera Selatan).

Setelah tuntas menjalani pengobatan istri saya, saat itu saya tergerak untuk mewancarai nenek terkait keberadaan pohon kurma di Desa Gonone, lantaran beliau termasuk satu-satunya yang mengetahui dengan jelas cerita pohon kurma tersebut. 

Justru itu, bagi saya umur nenek semakin menua, sehingga cerita tentang pohon Kurma harus ditulis, agar kelak menjadi cerita untuk generasi muda. Sebab, jika tidak diwawancarai, kekhawatiran saya suatu saat nanti jika Allah SWT memanggil sang nenek, maka cerita tentang pohon Kurma bersejarah itu pun tidak diketahui secara jelas.

Almarhumah saat diwawancarai penulis pada November 2020

Setelah mengetahui sejarah pohon Kurma yang diceritakan tersebut, saya kemudian menjadikan sebagai tulisan bagian I, lantaran ingin ke Desa Gonone dan menuntaskan cerita pohon Kurma Bagian II, namun terbentur dengan aktivitas perkualiahan, sehingga belum dapat dituntaskan. Namun, bagi saya, cerita yang disampaikan sang nenek menjadi data awal untuk menelusuri lebih jauh tentang keberadaan pohon Kurma di Desa Gonone.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline