Lihat ke Halaman Asli

Hilman Idrus

Fotografer

Buku Antologi Pertama di Tahun 2021

Diperbarui: 14 Maret 2021   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Antologi Sejuta Cerita Tentang Ibu - Dok.Pri


Setelah menuntaskan dua tulisan dan menyetor hasil karya fotografi pada buku Kisah Perjuangan dan Inspirasi (alm) Abdul Rahman Ismail Marasabessy (mantan rektor IAIN Ternate). Saya kembali menulis cerita fiksi, karena target saya untuk menerbitkan sebuah novel, yang nantinya menegaskan pencapaian selama saya bertugas di perpustakaan pusat IAIN Ternate.

Tentu, hal ini sangat jauh berbeda dengan profesi saya sebagai seorang fotografer. Sebab, sejak menekuni dunia melukis cahaya, tidak terbersit sedikit pun dalam benak bahwa saya akan menulis buku, walaupun buku fotografi (kumpulan karya-karya terbaik) yang saya digarap hingga kini belum dapat diterbitkan lantaran terkendala finansial. Dan buku fotografi bukan soal tulisan, tapi hanya berisi foto dan caption foto.

Sehingga, menulis buku merupakan aktivitas yang terbilang baru dan menantang, namun saya mencoba mengambil jalan yang berbeda dengan semua fotografer yang ada di kota Ternate -- kini mereka tetap masih menjalani rutinitas seperti biasa -- membuat karya fotografi, walaupun saat ini -- pandemi covid-19 sehingga sejumlah teman fotogarfer lebih memilih gantung kamera.

Dunia menulis, sering diidentik dengan kalangan akademisi atau orang-orang yang terlibat pada kelompok literasi. Sehingga, wajar apabila mereka pun menghasilkan karya tulis, karena digembleng pada grup literasi tersebut.

Nah, saya menepis persepsi itu dengan mencoba menekuni dunia tulis-menulis. Artinya bahwa, tanpa kita terlibat pada kelompok literasi pun pasti akan bisa, seperti mereka. Karena saya berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan berawal dari niat, serta kemauan keras yang tertancap kuat dalam diri.

Hal inilah yang melatari saya dan mencoba untuk "meninggalkan" profesi saya di dunia melukis cahaya  dan kembali ke bidang baru, yaitu tulis-menulis. Karena, berangkat dari niat itulah saya memanfaatkan waktu sebaik mungkin, agar bisa menulis dan membuat karya di dunia tulis-menulis.

Sehingga, salah seorang teman yang juga anggota DPRD Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara periode 2019-2024 pernah bertanya, "karya fotografi kamu kok tidak lagi terlihat di Koran?.

Respon atas pertanya si kawan ini, saya bilang untuk sementara, saya konsentrasi dulu ke dunia tulis-menulis. Dan, pertanyaan seperti ini bukan saja saya dapatkan dari seorang politisi itu, tapi pernah juga dilontarkan oleh salah satu Pimpinan perusahan Rokok di Ternate, karena dia sangat menyukai hasil karya fotografi saya.

Begitu pun seorang teman di kantor Kementerian Agama Kabupaten Halmahera Utara. Pernah mengajukan pertanyaan yang sama. Memang, pertanyaan seperti itu muncul lantaran pada salah satu Koran lokal di Ternate, di setiap edisi weekend, mereka selalu melihat hasil karya  saya, dan terhitung karya saya di Koran yang saya kumpul dan simpan mencapai angka tiga ratus lebih.

Selain itu, karya-karya yang lain yang dipakai sebagai foto berita pada media cetak maupun media online. Jadi, wajar ketika mereka tidak lagi melihat karya saya terpampang di media, pasti mereka bertanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline