Lihat ke Halaman Asli

Nikmatnya Ayam Lado Hijau Buatan Mama

Diperbarui: 2 November 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah rumah sederhana di jantung Kota Padang, aroma rempah-rempah yang menguar menggoda siapa pun yang melintas.

 Di dapur, Mama tengah menyiapkan hidangan istimewa. Ayam Lado Hijau. Tangannya yang lincah bergerak dengan cekatan, mencampur rempah-rempah dengan penuh ketelitian. Setiap gerakannya adalah bukti pengalaman bertahun-tahun dalam menghidupkan kelezatan Ayam Lado Hijau, warisan kuliner Minangkabau yang tak pernah berubah oleh waktu.
 
"Mama, apa yang sedang Mama masak? Wanginya sedap sekali!" tanya si kecil, Yaya, yang baru saja pulang sekolah.
 
"Mama sedang membuat Ayam Lado Hijau. Nanti kamu bisa makan bersama Papa dan Kakak," jawab Mama, sambil tersenyum hangat.
 
Yaya mengangguk antusias, matanya berbinar-binar. Ia sangat menyukai Ayam Lado Hijau buatan Mama, yang selalu terasa istimewa.
 
"Mama, boleh Yaya bantu?" tanya Yaya, dengan penuh semangat.
 
"Tentu saja, Kamu bisa bantu Mama memotong cabai hijau," jawab Mama, sambil memberikan Yaya sebuah pisau kecil yang tumpul.
 
Yaya dengan hati-hati memotong cabai hijau, sesekali menanyakan cara yang benar kepada Mama. Ia sangat senang dapat membantu Mama memasak, dan merasa bangga dapat ikut serta dalam proses pembuatan Ayam Lado Hijau.
 
Mama kemudian melanjutkan proses memasak Ayam Lado Hijau. Ia menggiling halus bawang merah, bawang putih,  jahe, kemiri, kunyit, pala, dan ketumbar. Tak lupa pula cabe hijau yang digiling kasar. Aroma pedas yang khas langsung memenuhi ruangan. Kemudian, ia menambahkan lengkuas, serai, dan daun jeruk, yang menambah aroma wangi dan segar pada campuran rempah-rempah tersebut.
 
Mama menumis bumbu halus tersebut dengan minyak panas hingga harum. Ia menambahkan sedikit garam dan gula pasir, lalu memasukkan potongan ayam yang telah direbus sebelumnya. Ayam tersebut diaduk rata hingga terbalut bumbu, lalu ditambahkan air secukupnya.
 
Mama menunggu masakannya dengan penuh perhatian. Ia sesekali mencicipi kuah untuk memastikan rasa asin dan manisnya pas. Setelah kuah menyusut, ia menambahkan daun kunyit, daun salam, dan santan kental. Santan tersebut akan membuat kuah Ayam Lado Hijau semakin gurih dan creamy.
 
"Kakak, tolong ambilkan santan di kulkas, ya," minta Mama kepada Kakak, yang baru saja selesai mengerjakan tugas sekolahnya.
 
Kakak dengan senang hati membantu Mama. Ia sangat menyukai Ayam Lado Hijau buatan Mama, dan selalu bersemangat untuk membantu di dapur.
 
Mama mengaduk masakannya perlahan, memastikan semua bumbu tercampur rata. Ia menunggu masakannya hingga matang dan kuah menyusut, lalu diangkat dan disajikan di atas piring. Aroma Ayam Lado Hijau yang menggoda semakin kuat, membuat siapa pun yang menciumnya langsung tergiur untuk mencicipinya.
 
"Wah, Mama, Ayam Lado Hijau-nya sudah matang! Wanginya sedap sekali," seru Yaya, dengan mata berbinar-binar.
 
"Iya, Yaya. Nanti kita makan bersama Papa," jawab Mama, sambil tersenyum.
 
Papa yang baru saja pulang kerja, langsung disambut dengan aroma Ayam Lado Hijau yang menggoda. Ia pun segera duduk di meja makan, siap untuk menikmati hidangan istimewa buatan Mama.
 
"Mama, Ayam Lado Hijau-nya enak sekali!" puji Papa, sambil menikmati hidangan tersebut.
 
"Terima kasih, Papa. Mama senang Papa suka," jawab Mama, dengan senyum bahagia.
 
"Mama, Ayam Lado Hijau-nya pedas sekali!" seru Yaya, sambil mengusap mulutnya yang terasa panas.
 
"Iya, Yaya. Ayam Lado Hijau memang terkenal pedas," jawab Mama, sambil tertawa.
 
"Tapi Aya suka, Mama!" ujar Yaya, dengan semangat.
 
"Mama juga senang Yaya suka," jawab Mama, sambil mengelus kepala Yaya.
 
Mereka semua menikmati hidangan Ayam Lado Hijau dengan penuh kebahagiaan. Ayam Lado Hijau bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga simbol cinta dan kasih sayang yang tercurah dalam setiap masakan Mama.
 
"Mama, Ayam Lado Hijau-nya enak sekali. Terima kasih, Mama," ujar Kakak, sambil tersenyum.
 
"Sama-sama, Kakak. Mama senang kalian semua suka," jawab Mama, dengan hati yang penuh syukur.
 
Mereka semua menghabiskan hidangan Ayam Lado Hijau dengan penuh kebahagiaan.
 
"Mama, boleh Kakak minta resep Ayam Lado Hijau-nya?" tanya Kakak, dengan penuh rasa ingin tahu.
 
"Tentu saja, sayang. Nanti Mama tuliskan resepnya untukmu," jawab Mama, dengan senyum hangat.
 
Kakak sangat senang mendengarnya. Ia ingin belajar memasak Ayam Lado Hijau seperti Mama, agar dapat membuat hidangan istimewa tersebut untuk keluarga mereka.
 
Mama pun menuliskan resep Ayam Lado Hijau di selembar kertas. Ia memberikannya kepada Kakak, dengan harapan bahwa kakak dapat meneruskan warisan kuliner Minangkabau tersebut kepada generasi selanjutnya.
 
"Terima kasih, Mama!" ujar Kakak, dengan penuh syukur.
 
"Sama-sama, sayang. Semoga kamu bisa memasak Ayam Lado Hijau yang lezat seperti Mama," jawab Mama, sambil mengelus kepala Kakak.
 
Kakak mengangguk dengan penuh semangat. Ia bertekad untuk belajar memasak Ayam Lado Hijau dengan baik, agar dapat membuat hidangan istimewa tersebut untuk keluarga mereka.
 
Mereka semua merasa bahagia dan bersyukur dapat menikmati hidangan Ayam Lado Hijau bersama-sama. Ayam Lado Hijau bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga simbol cinta, kasih sayang, dan warisan budaya yang tak ternilai harganya.
 
"Mama, terima kasih untuk Ayam Lado Hijau-nya. Rasanya enak sekali," ujar Papa, sambil memeluk Mama.
 
"Sama-sama, Papa. Mama senang Papa suka," jawab Mama, dengan senyum bahagia.
 
"Mama, Yaya juga sayang Mama," ujar Adik, sambil memeluk Mama.
 
"Mama juga sayang Yaya" jawab Mama, sambil mengelus kepala Adik.
 
"Mama, Kakak juga sayang Mama," ujar Kakak, sambil memeluk Mama.
 
"Mama juga sayang Kakak," jawab Mama, sambil mengelus kepala Kakak.
 
Mereka semua merasa bahagia dan bersyukur dapat menikmati hidangan Ayam Lado Hijau bersama-sama. Ayam Lado Hijau bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga salah satu warisan khas Minangkabau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline