Etnomatematika pada Batik Blora
Indonesia adalah negara dengan banyak keberagaman. Dengan jumlah wilayah yang sangat luas menimbulkan banyak perbedaan kultur juga adat istiadat serta kesenian dalam masyarakat. Salah satu kebudayaan yang terkenal dari Indonesia adalah batik yang setiap daerah di Indonesia memiliki motif khasnya masing-masing dan biasanya berkaitan dengan adat yang ada di daerah tersebut.
Lalu bagaimana kebudayaan tersebut jika dilihat dari ilmu matematika?. Kebanyakan orang berpikir bahwa bahwa seni atau kebudayaan tidak bisa terhubung dengan sains terlebih lagi dengan matematika, didukung adanya paradigma absolut matematika yang melihat matematika sebagai ilmu mutlak dan seolah-olah tidak terhubung dengan kehidupan dunia termasuk kebudayaan. Namun paradigma tersebut dapat dipatahkan, karena kebudayaan seperti batik juga dapat dianalisis dari sisi geometri. Tak hanya itu, kebudayaan-kebudayaan lainnya juga dapat dihubungkan dengan matematika yang dipelajari lewat Etnomatematika.
Blora adalah sebuah daerah dijawa tengah yang terkenal dengan kekayaan hutan jatinya. Selain itu blo8ra juga khas dengan suku samin dan seni barongan. Kebudayaan tersebut kini dituangkan dalam motif batik khas blora. Salah satunya motif batik yang terinspirasi dari daun jati yang dibuat oleh komunitas Batik Diffabel Blora berikut
Jika dilihat dari sisi matematika, motif tersebut juga termasuk teselasi. Secara sederhana teselasi merupakan sebuah bentuk yang diulang-ulang atau sering disebut pengubinan. Dalam motif batik diatas bentuk daun jati yang diulang-ulang juga termasuk teselasi. Teselasi ini juga sering diaplikasikan dalam pembuatan motif batik lainnya khususnya batik cap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H