Lihat ke Halaman Asli

Semoga PSSI di-"Banned" Oleh FIFA

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Anda tentu mengira saya tidak nasionalis dengan mengharapkan PSSI terkena sanksi dari federasi teringgi olahraga yang paling digemari manusia di planet ini. Justru karena saya cinta Indonesia dan sepakbola negeri ini saya mengharapkan agar FIFA menjatuhkan sanksinya kepada PSSI!

Lho kok....

Logikanya begini,

Anda tentu setuju bahwa dunia persepak-bolaan kita sudah sangat lama tidak menghasilkan prestasi kalau tidak mau dikatakan malah sudah terpuruk ke dasar jurang yang dalam. Betapa tidak, bahkan berlaga dengan negara se upil yang notabene baru belajar main bola seperti Laos dan Timor Leste saja kita keok. Semua itu tentu merupakan produk pengurus PSSI selama ini dalam mengelola organisasinya yang syarat dengan berbagai kepentingan, penuh KKN, beraroma busuk, tidak kompeten, penuh intrik dan tanpa nilai-nilai etika sebagaimana mereka pertontonkan dalam konggres 20 Mei yang baru lalu. Pantas kitanya PSSI diberi kepanjangan sebagai Persekongkolan Sepakbola Selalu Intrik!

Karena itu anda tentu juga setuju, sebagaimana rakyat Indonesia pada umumnya yang menghendaki PSSI direformasi secara total. Saya lebih suka menyebutnya dengan Transformasi PSSI, yakni perubahan yang bersifat mendasar, strategik dan menyeluruh. PSSI harus melakukan metamorfosis ibarat ulat menjadi kupu-kupu, melalui proses 'kepompongisasi'. Ulat yang memiliki sifat merusak, menjelma menjadi kupu-kupu nan indah, yang memberi kebahagiaan bagi rakyat Indonesia.

Nah, anda tentu sudah bisa menduga arah maksud saya.

Bayangkan saja bila konggres PSSI yang digelar di hotel Sultan itu berhasil membentuk pengurus baru PSSI berikut Ketua Umum dan wakilnya, entah itu dari kelompok 78 atau bukan, maka bangsa ini hanya akan mendapatkan model pengelolaan sepakbola yang "Business as usual" karena digerakkan oleh orang-orang yang bergelimang dengan masa lalu PSSI yang nyata-nyata hasilnya nol besar. Apapun perubahan yang akan mereka lakukan tidak akan beranjak jauh dari prestasi sebelumnya, inkremental dan medioker. Sepakbola kita tetap akan berkisar di rangking 130 dunia atau malah melorot.

Kenapa begitu?

Karena mereka akan terjebak oleh arogansi mereka yang mengagungkan pengalaman sebagai 'orang bola' (pengurus Pusat atau daerah) dengan konsep pengelolaan yang didasari oleh paradigma lama yang penuh intrik, serta yang paling utama mereka tidak kompeten dalam manajemen modern sepakbola dunia. Pengalaman adalah  musuh dari perubahan! Karena itu, bila kita sepakat untuk melakukan transformasi persepakbolaan nasional, janganlah menggunakan orang-orang yang mengandalkan pengalaman masa lalu.

Jelas kiranya yang kita butuhkan untuk mengelola organisasi tertinggi sepakbola nasional adalah para pendekar manajemen modern, bukan sekedar orang yang tahu bola. Urusan teknis sepakbola adalah domain pelatih/coach.  (Ingat kasus IBM yang terpuruk di tahun 80-an sehingga mereka harus menggantikan pimpinan perusahaan dengan orang dari Nabisco - perusahaan kue - yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan komputer namun jago dalam mengelola organisasi bisnis sehingga mampu menghindarkan IBM dari kebangkrutan).

Lalu kenapa kita harus mengharapkan FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline