Lihat ke Halaman Asli

Sekolah yang Tidak Mendidik

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel Menarik Terkini

-----------------------------------------------------------------------

[caption id="" align="alignleft" width="226" caption="Ilustrasi dari www.formatnews.com "]

[/caption] Hampir setiap hari saya melewati jalan itu, dan setiap kali pula pada jam-jam tertentu saya terjebak dalam kemacetan lalulintas yang parah. Jalan itu bernama Jalan Pemuda-Jakarta Timur, dan disana terletak sebuah sekolah ternama, yang selalu menyebabkan kemacetan akibat banyaknya mobil yang parkir di sepanjang jalan di depan sekolah itu, bahkan hingga tiga lapis. Separuh badan jalan praktis terpakai oleh mobil-mobil pengantar siswa siswa yang berhenti seenaknya tanpa mempeduikan kepentingan orang lain. Semula saya hanya memendam rasa kesal akibat ulah anti sosial itu dan mencoba menerima kenyataan begitulah nasib tinggal di Jakarta, hingga suatu ketika seorang teman berkendara bersama saya melewati ruas jalan di depan sekolah itu dan menyengat saya, "Apa sih yang dididikkan kepada para murid oleh sekolah itu?" "Maksud anda?" tanya saya. "Jelas kan, sekolah ini tidak mendidik anak muridnya untuk memiliki kesadaran sosial, bertoleransi, dan beretika. Mereka demikian egois memikirkan kepentingannya sendiri!" "Abis mesti gimana, wong halaman parkirnya terbatas dibandingkan jumlah mobil yang mengantar...?" jawab saya asal saja. "Sekolah adalah lembaga pendidikan, bukan pengajaran...tahu!" "Lah, kok jadi sewot gitu, kamu..!" kata saya. "Gimana gak sewot, udah 10 menit kita di belakang mobil sedan itu... Eh ternyata dia ngetem nungguin murid sekolah ini! Ini kan lajur ketiga dari bahu jalan..!" "Ya sudah coba ambil kanan saja sekarang," usul saya. Kami mencoba menggeser ke kanan tapi segera terdesak kekiri lagi oleh bis kota. Ini membuat rekan saya semakin gusar. "Jangankan berharap mereka memiliki tanggung jawab sosial, ini kesadaran sosial saja gak punya! Para guru sekolah ini pasti bukan pendidik.." "Weh kok menuduh begitu. Mungkin para guru sudah menghimbau agar mereka tertib.." kata saya. "Mendidik itu bukan menghimbau, tetapi membentuk anak didik menjadi, berperilaku atau hidup dengan nilai-nilai yang mereka tanamkan!" sergah kawanku itu. "Anak-anak itu pasti akan menjadi seperti orang tua pengantar mereka yang tidak peduli kepentingan orang lain, kepentingan publik. Itulah nilai yang mereka lihat, jalani dan tertanam dalam jiwa polos mereka setiap hari. Sungguh sayang...," cerocosnya. "Yo wis, nanti kalo ketemu gurunya kita ajak saja sekolah ini bergabung dengan kelompok gerakan peduli aturan. Siapa tahu mereka malah bisa menjadi pelopor bagi sekolah-sekolah lain yang juga punya masalah seperti mereka," jawab saya berharap. Catatan: GEMAHIRA atau Gerakan Masyarakat Hirau Aturan adalah sebuah kelompok yang mengajak masyarakat peduli pada aturan agar Indonesia tertib, nyaman da aman.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline