[caption id="attachment_118459" align="alignright" width="104" caption=" "][/caption]
Berikut ini hasil penelitian terhadap bentuk hidung Makhmut Darkhatul:
Diatas bibir bertumbuh bulu seperti kumis yang sangat tebal dan rapat tetapi sebenarnya adalah bulu hidung yang menutupi lubang hidung mereka yang berbentuk lubang-lubang kecil menempati area sampai dibawah mata. Tiada batang hidung tampak disana.
Bentuk lubang hidung bakpori-pori dilengkapi dengan bulu tebal adalah bentuk adaptasi terhadap polusi udara yang melebihi ambang batas bagi manusia normal yang menjadi bagian keseharian para kakek nenek mereka beraktivitas. Penyebab polusi itu tiada lain karena sikap tak peduli mereka terhadap kepentingan orang lain, tidak peduli pada aturan dan ketertiban bersama, serta mentalitas takut tidak kebagian.
[caption id="attachment_108526" align="alignleft" width="300" caption="Hidung Anti Virus"][/caption] Dalam berlalulintas tampak nyata mereka berprinsip win-lose atau bahkan lose-lose : ‘Kalau saya tidak bisa menerobos, biarlah kita buat macet sekalian!’. Pendek kata para orangtua mereka mengidap ‘scarcity mentality’ alias bermental kere, yakni mentalitas yang memandang dunia ini penuh kekurangan sehingga agar kebagian orang harus merebutnya terlebih dahulu. Sikap mental seperti itu tampak jelas dari catatan sejarah bahwa mereka tidak bisa mengantri dan tidak mempedulikan rambu-rambu lalulintas sehingga jalanan macet dimana-mana, serta saling serobot (termasuk juga menyerobot hak orang lain). Semua aturan dilanggar, dan gilanya mereka memiliki pameo ‘aturan dibuat untuk dilanggar’. Mungkin hanya tersisa satu aturan yang masih dipatuhi yakni memasuki tempat ibadah harus melepaskan alas kaki. Mental kere dan tidak peduli kepentingan orang banyak para kakek nenek mereka juga tampak jelas dari berbagai industri yang mengeluarkan polusi ke udara secara bebas tanpa pengawasan. Hukum yang mengatur polusi memang telah mereka miliki namun mentalitas korup para pejabatnya membuat polusi tetap berjalan dan makin tidak terkendali. Selain itu terdapat pula polusi udara berupa asap akibat kebakaran hutan yang selalu terjadi setiap tahun tanpa pernah bisa diatasi. Polusi asap kebakaran hutan begitu hebat hingga sering menyerang pula wilayah negara-negara tetangga mereka. Alhasil dunia mereka semrawut sekali. Tanah, air dan udaranya penuh polusi, sebanyak polusi yang ada di hati dan otak mereka. Selain karena polusi udara, bentuk lubang hidung seperti pori-pori dilengkapi dengan bulu tebal juga berfungsi sebagai penyaring berbagai virus penyakit. Hasil penelitian mengungkapkan pada era nenek kakek mereka berbagai virus penyakit datang silih berganti, yang terkenal adalah flu burung dan flu babi. Kombinasi polusi udara yang parah serta serangan virus penyakit yang mewabah hebat itu telah memacu proses mutasi organ pernapasan mereka menjadi hidung anti virus. (Berlanjut ke Daun Telinga Ajaib) Jika anda suka tulisan diatas, anda pasti akan menyukai artikel perihal Makhluk Mutan dari Khatulistiwa (Makhmut Darkhatul) berikut ini:
- Profil Makhmut Darkhatul
- Makhmut Darkhatul Berkepala Mini
- Makhmut Darkhatul Bermata Melotot
- Makhmut Darkhatul Bermulut Besar
- Makhmut Darkhatul Bertelinga Fleksibel
- Makhmut Darkhatul Berkulit Badak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H