Lihat ke Halaman Asli

Makhluk Mutan Dari Khatulistiwa: Berkepala Batu

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_105429" align="alignleft" width="227" caption="Kepala Makhmut Darkhatul"][/caption] [caption id="attachment_118459" align="alignright" width="104" caption=" "][/caption] Setelah berjuang dengan susah payah akhirnya saya mendapatkan juga sebagian hasil penelitian team khusus yang terdiri dari para pakar dunia bentukan PBB itu. Tentu bukan hasil penelitian sembarangan karena dokumennya dikatagorikan sebagai super rahasia. Pasalnya, dibelahan bumi seputar khatulistiwa telah muncul kelompok-kelompok makhluk yang  sulit dikatagorikan sebagai manusia baik secara fisik maupun perilaku. Para ahli genetika dibuat bingung dan bengong karena secara biologis mereka sulit digolongkan ke dalam spesies tertentu yang pernah ada di muka bumi ini. Para ahli psikososial pun tak dapat menemukan jawab atas perilaku individu maupun sosial mereka. Setelah melalui bulan-bulan yang melelahkan, diperoleh hasil sementara yang dituangkan dalam dokumen tebal memuat penjelasan-penjelasan ilmiah yang rinci atas setiap keganjilan yang ditemui pada makhluk itu. Dokumen itu dikatagorikan ‘super confidential’ karena isinya sangat mengejutkan sehingga ditakutkan dapat mengguncangkan dunia. Tentu saja, dokumen yang anda baca ini berhasil didapat dengan cara yang 'misterius' (saya tak boleh memberitahu anda, takut anda menirunya, don't try it at home, weleh..). Berikut sedikit gambaran hasil anaisis dibalik bentuk yang aneh dari makhluk yang disebut dengan Makhmut Darkhatul itu. Pertama, ternyata makhluk tersebut berasal dari manusia yang telah mengalami evolusi cepat (acceleration of evolution?) karena proses mutasi yang terjadi begitu hebat pada hamoir semua organ tubuh. Kedua, soal kepala mereka yang berukuran hanya 1/3 manusia normal. Anehnya lagi kepala yang mini itu didominasi oleh dua mata serta mulut yang kelewat besar. Para ahli menyimpulkan ukuran kepala yang kecil itu menyesuaikan dengan volume otak yang yang ada didalamnya. Diduga telah terjadi penyusutan volume otak karena generasi sebelumnya di wilayah khatulistiwa itu sangat jarang menggunakan otak mereka. Para nenek kakek mereka berpikiran pendek dan dangkal, serta selalu menginginkan hasil instan. Mereka juga sangat konsumtif dan tidak termasuk bangsa yang gemar mencipta. Di jaman nenek kakek mereka, yang berpikir keras adalah bangsa lain penghasil produk-produk instan yang mereka konsumsi. Didalam kepala itu yang tersisa hanyalah sekepal otak yang berisi sistem pusat syaraf yang berkaitan dengan emosi. Para ahli memastikan bahwa hanya emosi yang banyak digunakan para pendahulu mereka untuk menghadapi berbagai masalah hidup. Mereka paling gemar menggunakan dogma 'pokoknya'. Batok kepala mereka ternyata sangat keras namun tampaknya tidak berfungsi untuk melindungi sedikit otak yang ada didalamnya. Terungkap dari penelitian hal itu merupakan manifestasi dari sifat keras kepala para pendahulu mereka. Mereka begitu kepala batu menuruti kehendak sendiri tanpa mampu menerima pandangan berbeda dari pihak lain, khususnya nilai-nilai universal yang dianut warga dunia lainnya. Sebagai bangsa yang tidak gemar mencipta, otak mereka hanya dipakai untuk bersenang-senang serta diisi dengan pola pikir "ATAU" alias hanya bisa memilih dari yang ada, yang tersedia oleh alam. Ketika dihadapkan pada pilihan 'memperoleh devisa dengan menjual kayu gelondongan' ATAU 'Memelihara hutan tapi tidak mendapat devisa' misalnya, mereka lebih memilih membabat hutan demi devisa. Mereka tidak terbiasa berpikir "DAN" yakni 'Memelihara Hutan DAN mendapat Devisa', karena untuk itu diperlukan berpikir keras, kreatif dan kerja pantang menyerah. Yang umum dijumpai saat mereka menghadapi masalah paradoksal seperti itu hanyalah kilah 'sulit', 'mustahil', 'tak mungkin', 'tidak realistis' dan segunung alasan lainnya. Tak heran karenanya makhluk itu kini dijumpai ditanah yang gersang, kering kerontang atau di puing-puing kota. (Bersambung ke "Mata Yang Aneh")

Ke Ciri Makhmut Darkhatul

Ke Hasil Penelitian 2

Jika anda suka tulisan diatas, anda pasti akan menyukai artikel perihal Makhluk Mutan dari Khatulistiwa (Makhmut Darkhatul) berikut ini:

  1. Profil Makhmut Darkhatul
  2. Makhmut Darkhatul Bermata Melotot
  3. Makhmut Darkhatul Bermulut Besar
  4. Makhmut Darkhatul Berhidung Anti Virus
  5. Makhmut Darkhatul Bertelinga Fleksibel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline