Lihat ke Halaman Asli

hilda zahwa

mahasiswa

Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Diperbarui: 2 Desember 2024   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai sebuah dasar negara dan ideologi negara, Pancasila seharusnya tidak hanya menjadi teori yang terpisah dari kehidupan sehari-hari, tetapi menjadi sesuatu yang hidup dan berkembang dalam setiap tindakan kita sebagai bangsa. Dalam pandangan saya, Pancasila seharusnya menjadi spirit yang membentuk karakter bangsa Indonesia. 

Ini berarti setiap individu dan institusi harus mampu memaknai dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara nyata dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dengan kata lain, Pancasila tidak hanya menjadi sekadar aturan formal yang tercantum dalam konstitusi, tetapi juga menjadi pedoman moral yang dapat membimbing kita dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.

Menurut saya, Pancasila bukan sekadar rumusan teori yang tertulis dalam UUD 1945, tetapi lebih kepada spirit yang menyatukan bangsa Indonesia dengan segala keberagaman yang ada. Pancasila menekankan pada pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, persatuan, dan musyawarah. 

Ini adalah landasan yang sangat kuat dalam menjaga kebinekaan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku, agama, dan budaya. Dalam konteks ini, saya merasa bahwa Pancasila sangat relevan untuk mempererat hubungan antarwarga negara, menciptakan rasa saling menghargai dan memahami di tengah perbedaan.

Di era globalisasi ini, Pancasila juga dapat menjadi panduan dalam menghadapi berbagai arus modernisasi yang masuk ke Indonesia. Tentu kita tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan teknologi, informasi, dan ekonomi global yang sangat pesat.

 Namun, Pancasila memberikan arah agar kita bisa menyaring dan menyikapi perkembangan tersebut dengan bijak, tanpa kehilangan identitas dan jati diri bangsa. Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, saya percaya bahwa nilai-nilai Pancasila bisa menjadi penyeimbang antara kemajuan dan kebudayaan lokal.

Dalam konteks demokrasi Indonesia yang terus berkembang, Pancasila menjadi sangat relevan dalam memastikan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip yang adil, makmur, dan berkeadilan sosial. 

Sistem politik yang semakin terbuka dan plural membuat Pancasila semakin penting sebagai panduan moral untuk mengatur hubungan antarwarga negara, agar tidak terjadi dominasi kelompok tertentu yang merugikan kepentingan umum. Dalam konteks ini, Pancasila bisa menjadi titik temu di antara berbagai perbedaan yang ada, menjadikan bangsa kita tetap kuat dan bersatu.

Namun, meskipun Pancasila merupakan dasar yang kokoh, saya juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga dan menerapkan nilai-nilainya. 

Salah satu tantangan besar yang saya lihat adalah adanya radikalisasi dan intoleransi yang kerap muncul di berbagai lapisan masyarakat. Padahal, Pancasila sangat menekankan pada penghargaan terhadap keberagaman dan pentingnya hidup berdampingan secara damai, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau budaya. 

Saya merasa bahwa radikalisasi ini sangat bertentangan dengan semangat Pancasila, yang seharusnya menjadi pemersatu dan bukan pemecah belah. Saat kelompok tertentu menggunakan kekerasan atau sikap ekstrem untuk memaksakan pandangan mereka, ini jelas menjadi ancaman terhadap integritas dan keharmonisan yang dijaga oleh Pancasila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline