Tim nasional U16 berhasil menang dari Singapura dalam laga AFF U16, siapa yang tidak senang dengan pencapaian ini?. Dikepalai oleh Coach Nova Arianto, tim nasional U16 berhasil membabat habis tim nasional Singapura dengan skor telak 3-0.
Haru biru sedang dirasakan oleh masyarakat Indonesia khususnya mereka para pecinta sepak bola tanah air. Bagaimana tidak? Hal ini terjadi karena setelah kemenangan timnas senior beberapa waktu lalu saat matchday 6 kualifikasi piala dunia, tim nasional Indonesia kembali menoreh prestasi yang sangat membanggakan. Di bawah pelatihan Coach Nova Arianto tim nasional U16 berhasil mengalahkan Singapura dalam laga AFF U16 dengan skor 3-0. Euforia kemenangan ini dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat namun ini tidak dapat berlangsung lama karena seorang warganet kembali mengingatkan tentang sebuah video banyak orang perbincangkan.
Beredar sebuah klip yang memperlihatkan salah seorang punggawa garuda yang merupakan penjaga gawang timnas senior, Ernando Ari Sutaryadi, pemain yang biasa disapa Nando ini memberikan sebuah pernyataan tentang "pemain titipan" dalam tubuh PSSI. Hal ini dia lontarkan karena saat dirinya mengikuti seleksi timnas U16 banyak dari teman-teman yang dianggap dirinya mumpuni tidak dapat lolos ke timnas U16 seperti misalnya Supriadi. Selain itu dirinya pun mengakui saat pengumuman nama pemain yang lolos mereka dikumpulkan di tengah lapangan dan dibujuk untuk menggunakan orang dalam. Tidak lama setelah video tersebut viral, pemain yang akrab disapa Nando ini langsung memberikan klarifikasi melalui laman instagram pribadinya. Dirinya meminta maaf kepada Coach Fachry Husaini yang pada saat itu merupakan kepala pelatih Timnas U16 yang menolaknya kala itu. Selain meminta maaf Nando juga mengatakan bahwa bukan Coach Fachry langsunglah yang menyeleksi timnas U16 saat itu. Klarifikasi ini diberikan karena muncul berbagai tudingan terhadap Coach Fachry Husaini setelah video Nando tersebut viral.
Pernyataan Nando tentang adanya pemain titipan ini pun berbuntut panjang, warganet mulai mempertanyakan keterlibatan banyak pihak dalam tubuh PSSI mengenai praktik curang ini. Mereka juga mengubungkan dengan perlakuan salah seorang pelatih yang tidak begitu menyukai pelatih timnas senior saat ini. Seperti yang diketahui perjalanan penuh liku timnas senior yang dikepalai oleh pelatih berkewarganegraan Korea Selatan, Shin Tae Yong seakan tidak pernah lepas dari ejekan para tokoh yang menggadang-gadang dirinya sebagai pengamat bola terhadap prestasi apa yang berhasil ditorehkan oleh Coach Shin hingga warganet memuji-mujinya. Setiap pertandingan yang melibatkan timnas senior selalu mencuri perhatian banyak orang, terutama ketika Coach Shin mulai melakukan naturalisasi kepada para pemain keturunan.
Banyak pengamat sepak bola yang menentang ide Shin Tae Yong tersebut, mereka menganggap bahwa lebih baik menggunakan pemain lokal, melatihnya agar menjadi pemain hebat daripada harus mengeluarkan tenaga lebih untuk mencari pemain keturunan di luar sana yang belum tentu di hatinya terdapat garuda. Permasalahan ini terus berlanjut hingga bagaimana para pengamat ini mengomentari bahwa jumlah pemain keturunan tidak boleh lebih banyak dari pemain lokal karena sentimen mereka terhadap kejayaan timnas Hindia Belanda pada waktu itu. Mereka memisahkan dengan jelas sekat antara pemain lokal dengan pemain diaspora. Hal ini lantas membuat warganet berspekulasi tentang bagaimana mereka dengan pendiriannya tidak menyukai Coach Shin dan juga menentang kehadiran para pemain keturunan. Apakah keberadaan Coach Shin sebagai kepala pelatih timnas senior membuat mereka kesulitan untuk memasukkan pemain-pemain titipan? Terlepas dari permasalahn ini, ide Coach Shin untuk mencari dan menaturalisasi pemain keturunan mendapat tanggapan positif dari warganet. Hal ini terjadi karena kualitas dari para pemain keturunan yang sudah tidak diragukan lagi dan tentunya karena rasa cinta mereka terhadap garuda yang mengudara tinggi.
Seperti misalnya, seorang pemain keturunan berdarah Indonesia-Belanda, Shayne Pattynama, dalam sebuah video wawancaranya dengan Coach Justin di sebuah kanal youtube dengan ekspresi yang sedikit kecewa dirinya mengatakan, "Bagaimana bisa mereka terus membedakan antara pemain keturunan dengan pemain lokal hanya karena kami tidak dapat berbahasa Indonesia, hanya karena terdapat darah lain selain darah Indonesia dalam diri kami? Saya pattynama saya orang Indonesia, saya dibesarkan dengan budaya Indonesia," sedikit cuplikan mengharukan dari seorang Shayne Pattynama, pemain berdarah Indonesia Belanda. Dengan keahliannya Shayne mungkin dapat terbang lebih tinggi namun dirinya memilih melabuhkan hatinya pada timnas Indonesia berdasar dari mendiang sang ayah, seorang pria asal Maluku yang sebelum wafatnya menginginkan agar Shayne dapat membela dan bermain untuk timnas Indonesia. Segelintir pemain yang lebih Indonesia daripada pemain murni Indonesia itu sendiri.
Selain pemain keturunan Coach Shin juga melakukan naturalisasi terhadap para pemain berdarah blijvers. Blijvers merupakan sebuah sebutan untuk para pemain yang baik kakek maupun nenek merupakan orang Belanda atau orang eropa asli akan tetapi lahir dan bertempat tinggal di Hindia Belanda. Salah satu pemain yang mendapat darah blijvers ini adalah Maartin paes. Nenek Paes merupakan seorang blijvers yang lahir di Semarang, selain lahir di Hindia Belanda neneknya juga memilih untuk tinggal di Hindia Belanda dalam waktu yang terbilang cukup lama hingga kemudian dalam kehidupannya banyak menyerap kebudayaan lokal masyarakat setempat. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Maarten Paes dapat dinaturalisasi walaupun kedua orang tuanya tidak ada yang berdarah Indonesia.
Kembali ke masalah pemain titipan berbuntut dari viralnya video Ernando Ari Sutaryadi tentang pemain titipan di timnas U16 pada masanya, Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji menyatakan bahwa dirinya percaya penuh pada PSSI yang sekarang, dirinya mengatakan bahwa PSSI saat ini tidak mungkin melakukan praktik kotor itu, berbeda dengan dulu. Pernyataan Sumardji ini mendapat tanggapan dari warganet bahwa secara tidak langsung Sumardji mengakui bahwa pernah ada suatu masa di mana timnas Indonesia melakukan praktik kotor yaitu melakukan usaha memasukkan para calon pemain timnas bukan karena kemampuannya akan tetapi karena power orang di belakangnya atau yang kemudian disebut sebagai "pemain titipan". Menanggapi respons negatif yang tidak terbendung dari warganet ini, ketua umum PSSI, Erik Tohir angkat bicara. Dirinya menegaskan bahwa tidak ada pemain titipan baik di timnas senior maupun junior. Semua pemain yang terpilih dipilih karena murni kemampuan mereka. Klip yang bertebaran di media sosial hanya sebatas opini yang menggiring para warganet untuk berasumsi negatif. Pasalnya memang dalam video yang viral tersebut tidak terdapat bukti nyata terkait insiden ini dan jika memang terdapat bukti nyata, Ketua Umum PSSI, Erik Thohir siap jika harus mencopot pelatih yang bersangkutan. Dirinya dengan tegas mengatakan PSSI tidak akan pernah melakukan praktik kotor yang dapat membelenggu mereka akibat dari penggunaan standar kualitas yang tidak memadai dengan jalan mengambil para pemain titipan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H