Lihat ke Halaman Asli

Tim PKM-PM Undip Melaksanakan Program Difabel to Able Bersama Komunitas Sahabat Difabel Semarang

Diperbarui: 30 Agustus 2021   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PKM-PM Undip Bersama Anggota Komunitas Sahabat Difabel Semarang

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Kota Semarang adalah masalah kesejahteraan sosial bagi para penyandang difabel. Penyandang difabel sering dipandang tidak produktif, tidak kreatif, serta kurang memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam berbagai aspek. 

Oleh karena itu, penyandang difabel perlu diberikan dorongan dalam bentuk pemberdayaan melalui pemberian pelatihan keterampilan hidup dan entrepreneur untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan secara fisik, mental, maupun sosial. 

Di sisi lain, melihat ketersediaan lapangan pekerjaan untuk disabilitas masih sangat minim, maka perlu dilakukan pemberdayaan kepada penyandang difabel berupa pelatihan keterampilan.

Menelisik dari permasalahan yang ada di lapangan, tim pengabdian yang di ketuai oleh Nafachani Timmu Nafsi dengan bantuan rekan seperjuangan Muhammad Rizki Aji Pangestu, Hilda Sabrina, Syahid Setyawan, dan Bahru Ulum Habiba memberikan solusi berupa Pengembangan Keterampilan Melalui Pembuatan Produk Suvenir Herbarium dan Kokedama Pada Komunitas Difabel Kota Semarang.

“Kegiatan ini dirasa dapat dilakukan oleh penyandang difabel, sehingga ke depan diharapkan para penyandang difabel mampu mengembangkan dan mewujudkan difabelpreneur melalui pembuatan herbarium dan kokedama secara mandiri,” kata Nafa.

Program pemberdayaan ini bekerjasama dengan Komunitas Sahabat Difabel (KSD) dan dilaksanakan di Roemah Difabel yang terletak di Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Keberadaan Roemah Difabel ini menjadi sebuah wadah harapan bagi para penyandang difabel untuk saling memberikan inspirasi, solusi, dan tentunya saling berbagi dengan sesama disabilitas di Kota Semarang.

”Anggota komunitas di Roemah difabel memiliki kekurangannya masing-masing, tetapi hal tersebut tidak menghalangi semangat mereka untuk tetap belajar dan berkarya. Di Roemah difabel sendiri memiliki banyak kegiatan positif seperti mengaji, memasak, latihan beladiri, menjahit kain perca, dan membuat gantungan kunci,” tutur Ibu Menik, selaku pengurus Roemah Difabel.

Pengabdian ini dimulai dengan, tim melakukan perizinan secara daring, sosialisasi bersama penyandng difabel, pelaksanan kegiatan, serta evaluasi akhir. Dalam pelaksanaan kegiatan tim mengajari penyandang difabel untuk memilih tanaman yang baik untuk digunakan sebagai pembuatan produk kokedama seperti sekulen, sansivera, dan gasteria. 

Lalu, dalam pembuatan herbarium menggunakan bunga bougenville dan krisan serta daun episia dan fittonia. Penyandang difabel diberi pelatihan membuat kokedama mulai dari pembuatan hingga pengemasan serta pelatihan membuat herbarium mulai dari pengeringan hingga pengemasan.

Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kokedama

“Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini, apalagi kakaknya sangat sabar dan ramah dalam mengajari kami hingga kami bisa melakukannya secara mandiri,” sahut Adelin salah satu penyandang autisme di Roemah Difabel




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline