Telah kita tahu, perempuan sering dan rentan menjadi korban dari tindak kriminalitas. Mulai dari tindak kejahatan seperti penjambretan hingga tindak pelecehan seksual yang tak jarang berakhir dengan pembunuhan. Tindak kejahatan tersebut tidak hanya berasal dari pihak luar, akan tetapi banyak kita lihat perempuan yang menjadi korban tindak kejahatan yang pelakunya orang sekeliling mereka sendiri. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan perempuan rentan untuk menjadi korban kriminalitas. Salah satunya yaitu para pelaku kejahatan cenderung memilih perempuan sebagai targetnya dikarenakan persepsi atau stereotipe bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah. Benar atau tidaknya pendapat ini, itu tergantung pada individu masing-masing. Akan tetapi, bukankah sangat klise jika kita menggeneralisir hal tersebut? Karena pada kenyataanya, pada zaman moderen ini, telah banyak perempuan-perempuan hebat yang berprestasi baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi maupun bidang olahraga. Jadi, apa yang perlu perempuan lakukan agar tidak distereotipekan atau dipandang lemah dan tentunya tidak menjadi target tindak kejahatan?
Banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya yaitu mempelajari bela diri. Terdapat banyak ilmu bela diri yang telah berkembang di Indonesia, seperti taekwondo, karate, jiu jitsu, boxing atau ilmu bela diri tradisional Indonesia seperti pencak silat. Kita dapat memilih ilmu bela diri yang sesuai minat, kebutuhan, dan kemampuan kita. Akan tetapi, tidak ada salahnya bukan kita sebagai perempuan Indonesia mempelajari seni bela diri tradisional Indonesia? Salah satu poin lebih dari mempelajari ilmu bela diri tradisonal yaitu kita mampu mendapatkan manfaat dan nilai-nilai spiritual maupun budaya yang terkandung di dalam bela diri tersebut. Dan tentu saja, selain kita bisa berdiri tegak melindungi diri sendiri, kita juga bisa melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keuntungan lain dari mempelajari bela diri yaitu, tubuh kita bisa menjadi lebih bugar dan sehat, karena bela diri merupakan salah satu cabang olahraga.
Mungkin sebagian perempuan enggan dan malas untuk belajar ilmu bela diri, dikarenakan alasan waktu, efisiensi, atau kurangnya kesadaran untuk melindungi diri dari suatu ancaman. Tetapi bukan berarti perempuan harus mengabaikan pentingnya perlindungan diri dan harus bergantung pada orang lain. Solusinya, selain dengan melakukan latihan bela diri, perempuan juga dapat membentengi dirinya dengan alat-alat pertahanan diri. Terdapat beberapa alat pertahanan diri yang bisa digunakan perempuan, seperti pepper spray (semprotan merica) atau stun gun (senjata kejut). Memang alat-alat pertahanan tersebut tidak terlalu efektif dan memberi manfaat bagi tubuh seperti bela diri. Akan tetapi, alat-alat seperti pepper spray atau stun gun bisa lebih efisien karena perempuan tidak memerlukan latihan untuk menggunakannya, lain halnnya dengan bela diri yang memerlukan rentang waktu yang cukup panjang untuk dikuasai.
Walaupun telah dibekali kemampuan bela diri yang mumpuni dan membentengi diri dengan alat pertahanan diri, jika perempuan tidak memiliki pertahanan mental yang kuat akan suatu tekanan, perempuan cenderung untuk panik dan ketakutan dan dapat melakukan hal-hal yang bodoh, yang tentunya bisa berujung fatal. Panik dan ketakutan itu sendiri merupakan hal yang wajar jika kita dihadapkan pada tindak kejahatan yang mengancam jiwa, tetapi apakah hal tersebut tidak bisa diatasi? Tentu saja bisa. Pembekalan secara fisik tidaklah cukup, perempuan juga harus membekali diri mereka dengan kekuatan psikologis dan spiritual. Perlu penanaman pada diri perempuan untuk menjaga tingkat emosinya. Untuk pembekalan secara psikologis dan spiritual dibutuhkan wewenang yang lebih besar. Karena psikologis dan spiritual tidak hanya berfungsi untuk pembekalan diri saat terjadi kejahatan, tetapi hal itu juga terkait dengan moral dan sopan santun yang dapat berdampak pada cara bersikap dalam kehidupan sehari-hari di suatu komunitas masyarakat.
Dengan beberapa cara di atas, perempuan diharapkan dapat melindungi dirinya sendiri maupun orang lain jika terjadi tindak kejahatan di lingkungan mereka. Dan tentunya, kriminalitas pada perempuan dapat berkurang secara bertahap. Selain itu, anggapan atau persepsi yang selalu timbul di masyarakat tentang perempuan merupakan makhluk yang lemah bisa dapat dihilangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H