Masa perkuliahan merupakan periode dimana mahasiswa banyak belajar tentang proses pengembangan diri. Tidak selalu mulus, dalam proses tersebut tentunya terdapat intrik dan pembelajaran yang membentuk karakter mahasiswa itu sendiri.
Dewasa ini, banyak mahasiswa yang sudah melek akan hal apa saja yang membantu mereka untuk upgrade kemampuan intelektual baik dalam bidang akademik maupun organisasi.
Hal ini juga didukung oleh komunitas, organisasi, dan instansi yang saat ini menyediakan berbagai pilihan kegiatan pengembangan diri bagi mahasiswa. Dan kegiatan ini akan terus berkembang dan menyesuaikan dengan dinamika mahasiswa itu sendiri. Sehingga tentu jelas berbeda apabila kegiatan pengembangan diri saat ini jika dibandingkan dengan kegiatan di masa lampau.
Walau dari dua masa tersebut memiliki cara yang berbeda, tujuan dari kegiatan ini selalu sama yaitu fokus pada pembentukan karakter mahasiswa (character building) dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Salah satu kegiatan pengembangan diri yang sering dijumpai di lingkungan kampus yaitu kaderisasi. Banyak orang yang masih berpikir dengan stigma lama yang menyebutkan bahwa kaderisasi merupakan kegiatan perpeloncoan, tetapi nyatanya kaderisasi merupakan sarana dan wadah yang dilakukan secara terstruktur dalam proses pembelajaran dan pengembangan karakter mahasiswa agar memiliki kemampuan dan kepribadian sebagaimana yang diharapkan.
Stigma lama kaderisasi yang belum hilang akhirnya menggiring pola pikir mahasiswa untuk takut pada kaderisasi. Sehingga hal ini menjadi bias bagi mahasiswa, banyak mahasiswa yang masih menganggap kegiatan kaderisasi ini hanya buang-buang waktu, ajang balas dendam senior kepada junior tanpa melihat kaderisasi dari sudut pandang positifnya dalam pencarian jati diri mahasiswa tersebut.
Melihat hal tersebut, artinya ada hal yang harus dibenahi dalam penyamaan persepsi, visi, dan misi dari seluruh elemen mahasiswa terhadap kegiatan kaderisasi ini.
Apabila mahasiswa masih berdiri dengan egonya masing-masing, manfaat dari kaderisasi tidak akan pernah dirasakan secara nyata bagi mahasiswa. Kaderisasi biasanya memadukan pendekatan cendekiawan dan AKABRI sehingga kegiatan kaderisasi identik dengan kedisiplinan.
Inilah mengapa dalam kegiatan kaderisasi biasanya diisi dengan kegiatan yang memiliki esensi dalam pelatihan kedisiplinan, tanggung jawab, kekompakan, dan kerja sama.
Apabila melihat aspek tersebut, justru tidak ada alasan spesifik yang membuat kegiatan kaderisasi ini untuk tidak dilakukan kepada mahasiswa khusunya mahasiswa baru yang baru menginjakkan kakinya di dunia perkuliahan.