Lihat ke Halaman Asli

Hilda Arfelia

Mahasiswa

Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam Menunjang Kesehatan Masyarakat

Diperbarui: 9 Januari 2025   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa banyak inovasi yang bermanfaat, salah satunya adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI, sebagaimana didefinisikan oleh Kusumadewi (2003), merupakan bagian dari ilmu komputer yang memungkinkan mesin bekerja seperti manusia. Rich dan Knight (1991), menambahkan bahwa AI adalah studi tentang bagaimana membuat komputer mampu melakukan tugas yang biasanya lebih baik dilakukan manusia. Dengan kemampuan menganalisis, membuat keputusan, dan belajar dari data, AI telah menjadi salah satu inovasi utama dalam era revolusi industri, termasuk dalam bidang kesehatan. Di sektor kesehatan, teknologi ini semakin digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan masyarakat. Penerapan AI di bidang kesehatan menunjukkan potensi besar untuk merevolusi berbagai aspek pelayanan, mulai dari diagnosis hingga pengelolaan operasional.

            Manfaat AI dalam kesehatan masyarakat sangat signifikan. Teknologi ini memungkinkan pemantauan kesehatan secara real-time melalui aplikasi seperti RSUI Telmon AI, yang memantau tekanan darah, detak jantung, dan tumbuh kembang anak. Selain itu, AI mempermudah deteksi dini penyakit dengan analisis citra medis yang akurat, membantu dokter dalam pengambilan keputusan berbasis data, dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk pengaturan jadwal tenaga medis serta pencegahan kesalahan medis. Penerapan sistem pakar dan jaringan saraf tiruan dalam AI telah membuka jalan bagi diagnosis yang lebih cepat dan prediksi kesehatan dengan akurasi tinggi.

Namun, penerapan AI dalam kesehatan masyarakat juga menghadapi tantangan besar. Salah satu isu utama adalah privasi dan keamanan data, seperti kebocoran data medis yang terjadi selama pandemi COVID-19. Insiden ini menunjukkan lemahnya perlindungan informasi medis di Indonesia, melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Selain itu, kurangnya data klinis yang representatif menghambat akurasi algoritma AI. Masalah lainnya adalah absennya regulasi khusus yang mengatur penerapan AI di sektor kesehatan, menciptakan risiko penyalahgunaan teknologi, seperti diskriminasi algoritma atau kesalahan diagnosis.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis agar AI dapat digunakan secara bertanggung jawab. Untuk memastikan keamanan dan etika dalam penyimpanan rekam medis elektronik (RME), diperlukan langkah-langkah seperti enkripsi data dan kontrol akses yang ketat. Enkripsi data melindungi informasi pasien dengan mengubahnya menjadi kode yang hanya dapat diakses oleh pihak berwenang yang memiliki kunci khusus, mencegah akses tidak sah. Selain itu, kontrol akses yang ketat memastikan hanya individu yang memiliki otorisasi sesuai peran mereka yang dapat mengakses data, dengan autentikasi ganda, seperti kombinasi kata sandi dan biometrik, untuk memverifikasi identitas pengguna.

Dengan langkah-langkah tersebut, kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. AI dapat mempercepat deteksi dini penyakit, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung pengambilan keputusan medis yang berbasis data. Namun, tantangan terkait privasi, regulasi, dan etika harus diatasi dengan serius. Dengan penguatan regulasi, keamanan, dan edukasi, penerapan AI dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat tanpa mengorbankan hak privasi dan kepercayaan pasien terhadap teknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline