Lihat ke Halaman Asli

Hati Suhita: Film Religius yang Mengubah Stigma Penonton tentang Anak Pondok

Diperbarui: 30 Juni 2023   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by : Instagram film hati suhita

Film hati suhita menceritakan tentang kisah cinta segitiga. Hati Suhita sedang tayang di bioskop seluruh Indonesia loh . Film ini  berdurasi 2 jam lebih 17 menit. Film tersebut diperankan oleh Nadya Arina sebagai Alina Suhita, Omar Daniel sebagai Gus Biru dan Anggika Bolsterli sebagai Ratna Rengganis.

Sebenarnya film Hati Suhita bergenre romance, akan tetapi setelah aku menonton film tersebut di bioskop adegan romance nya hanya sedikit. Hal tersebut mungkin disebabkan film ini lebih mengangkat sisi religiusnya, sehingga mengurangi scene bucin. Nah film hati suhita, berhasil banget loh mengubah stigma penonton tentang anak pondok. Apa aja sih stigma anak pondok? Ada 2 stigma loh. Yuk baca artikel ini hingga selesai ya, agar paham betul.

NAKAL 

" duh jangan deh berteman dengan anak pondok, dia nakal, suka nggak taat aturan", ujar si A

" anak pondok itu mesti nakal-nakal, karena dia terlalu dikekang dengan aturan, sehingga pelampiasannya dengan menjadikan dirinya menjadi anak nakal", ujar si B

Kurang lebih begitu lah, stigma "nakal" untuk anak pondok. Definisi nakal sesungguhnya adalah senang melakukan sesuatu yang kurang baik. Hal apa pun yang dipandang kurang baik, dan dilakukan oleh seorang anak, disebut anak nakal.

Ya, rata-rata masyarakat berfikiran, apabila anak yang dimasukkan pada pendidikan pondok pesantren adalah anak yang nakal dan orang tuanya tidak mampu untuk mendidik anaknya, sehingga dimasukkan ke pesantren.

Itu salah ya gais, setiap anak tentu nakal, tergantung sisi nakalnya bagaimana. Selain itu, ada pula yang berstigma, jika anak yang dimasukkan pondok, akan nakal karena jauh dari pantauan orang tua.

Loh, salah banget. Malah anak hidup di pondok, diajarkan sopan santun kepada orang yang lebih tua.

Hal tersebut terpampang loh pada scene film hati suhita, yang mana ketika para pengajar dan pengasuh pondok lewat, para santri menundukkan kepala sambil membungkuk sedikit serta diam ditempat. Ketika para pengajar sudah lewat, baru deh santri bisa jalan.

Pada scene tersebut membuktikan kepada masyarakat, jika anak yang dititipkan di pondok dapat memperbaiki karakter. Aku sendiri juga berstigma, jika anak pondok itu nakal, namun setelah menonton film hati suhita, sirna lah stigma tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline