Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Kehidupan: Sawang Sinawang, Maknanya?

Diperbarui: 16 Mei 2023   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hai, apakah kalian pernah mendengar kalimat urip iku sanang sinawang?
Masyarakat Jawa nggak asing dong dengan kalimat tersebut? Apa sih arti urip iku sanang sinawang? Artinya hidup itu saling memandang. Sanang sinawang = saling memandang

Hah saling memandang? Timbul rasa dong jika terus-terusan memandang? Bukan gitu ya maksudnya. Saling memandang ya kita melihat hidup seseorang itu enak, orang lain juga memandang kehidupan kita enak.
Padahal nggak tahu aja kalau di balik hidup seseorang tentu dibebani oleh berbagai masalah dan cobaan yang silih berganti berdatangan.

Pernah kan kalian berkata ke teman kalian atau kalian mendapatkan perkataan dari orang lain seperti "enak ya jadi kamu, udah pintar, anak kesayangan orang tua, gak perlu banting tulang kayak aku" atau "duh enak ya kamu, gitu kok kamu nggak bersyukur masih mengeluh aja"

Coba kalau kita menjalani kehidupannya, tentu kita akan tahu seberapa kuat nya dia bertahan untuk menghadapi cobaan, berapa banyak tisu yang dihabiskan untuk menghapus air mata, seberapa besar harapan dan doa yang dia panjatkan kepada Tuhan.

Kita nggak tahu itu semua kan? Yang diperlihatkan orang lain apa sih di dunia ini ? hanya kebahagiaan bukan?

Untuk yang kesedihan? Ya kali di share, kan malu dan dikira ingin diberi empati.

Lalu apa sih yang bisa dipetik dari filosofi sanang sinawang? Setelah aku beranjak dewasa, aku mengerti sekarang apa arti filosofi tersebut, diantaranya:

Melihat kehidupan seseorang jangan hanya saat dia bahagia saja

Namanya kehidupan tentu ya ada rasa bahagia dan terpuruk kalau bahagia terus ya tidak mungkin. Kehidupan bagaikan roda yang berputar bukan?
Oleh karena itu, ketika kita melihat kehidupan seseorang ya harus melihat masa bahagia dan masa terpuruk, agar seimbang.

Ketika seseorang berada di masa terpuruk, wajib dong kita temani, kita support. Jangan hanya ketika bahagia saja ditemani dan dianggap sebagai saudara. Kayak kacang lupa kulitnya dong.

Selain itu, ketika kita melihat kehidupan seseorang di masa bahagianya saja akan membuat kita nggak bersyukur dan merasa kurang terus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline