Halo, menjadi seorang penulis memang nggak pernah ku fikirkan sejak dini.
Kayak mengalir aja. Dulu memang aku suka membaca. Membaca apa pun itu. Akan tetapi, semakin lama aku mulai bosan dengan membaca. Mungkin karena pengaruh gawai.
Aku juga belum cocok sih dikatakan sebagai penulis, karena menulisku ketika aku gabut saja.
Semua artikel yang aku bikin, entah di laman kompasiana atau laman lain, itu pure karena aku gabut. Maka dari itu, kalo ditanya teman, aku selalu menjawab mengerjakan artikel gabut.
Walau gabut, insyallah akan mendatangkan cuan. Hahaha
Keluargaku nggak tau lo kalo aku seorang penulis lepas, karena hanya iseng aja sih. Itung-itung nambah pengalaman buat dimasukkan ke CV, hehehe.
Teman-temanku juga nggak tau awalnya, kalo aku seorang penulis lepas. Akan tetapi, dia kepo, karena aku sering membuka laptop. Aku males aja bercerita kepada orang lain, ntar dikira sombong. Biar tau sendiri aja lah.
hal yang menjadi dasar aku memilih bekerja sebagai penulis di kala aku masih kuliah adalah hobby ku.
Ketika aku galau, aku sering menulis diary. Kenapa kok menulis diary? Karena ketika aku cerita ke orang lain atau orang tua, takut malah menambah beban pikiran dan dijadikan bahan pembicaraan.
Karena hobby ku itu, sampai - sampai 3 buku diary ku penuh semua. Mengalir aja gitu nulisnya.
Yang penting aku bisa meluapkan emosiku, pikiranku, dan beberapa hal yang mengganjal dibenakku.