Entah kenapa ya kalau beli di warung makan pinggir jalan agak takut. Entah hanya firasatku saja atau kalian juga begitu. Kalau nggak memang benar-benar mendesak seperti study tour bareng teman atau benar-benar lapar saat di jalan, nggak mungkin aku beli makanan di warung pinggir jalan.
"Dih songong banget sih gamau beli makanan di warung pinggir jalan", ujar seseorang
"Padahal makanan di pinggir jalan murah dan enak loh", ujar seseorang
"Tinggal makan aja loh, pilih-pilih, makan apa adanya aja", ujar seseorang
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan kalau beli makan di warung pinggir jalan dan yang membuat agak takut beli makan di warung pinggir jalan.
Harga
Nah ini yang paling menjadi faktor utama seorang remaja kayak aku yang enggan beli makanan di warung pinggir jalan. Terkadang tidak ada list harganya, sehingga terkesan ngawur gitu memberi harga.
Kan nggak mungkin ya, kita masuk ke sebuah warung lalu bertanya beberapa menu harganya berapa. Kan tentu kita memilih menu, makan, dan membayar.
Ada juga loh warung di pinggir jalan yang membandrol harga mahal, apabila dia pelanggan baru. Pelanggan baru artinya si pembeli baru pertama kali beli di warungnya. Penjual mesti hafal dong siapa-siapa saja pelanggan lama dan pembeli baru.
Kalau pelanggan lama tentu harganya berbeda, kayak lebih murah dan mendapat banyak gratisan, misalnya saja tempe 1 di gratisin.
Pernah nih aku membeli nasi ayam penyetan dan es jeruk pada tahun 2021, harganya Rp.25.000, wow marah banget sih menurutku. Karena sekarang aja tahun 2023, aku membeli nasi bebek dan es jeruk harganya Rp.25.000.