Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cabul artinya kotor dan keji, selain itu juga tidak senonoh atau melanggar kesopanan.
Sebagai seorang dosen tentu memiliki etika. Etika ini berlaku di lingkungan kerja. Etika dosen memang harus dijaga karena untuk menjaga kewibaaan dan sebagai tanggung jawab atas profesi yang dijalankan.
Akan tetapi, kenapa ya kok sekarang banyak dosen cabul? Padahal nih mengajar di universitas islam tapi kok ada dosen cabul? yang salah univeritasnya atau orangnya sih?
Menurut pendapatku, ini salah orangnya. Sifat orang memang susah ya ges ya untuk di rubah. Walau dia bekerja di lingkungan islami, kalau memang dasarnya memiliki sifat cabul ya susah loh.
Kampus islami atau kampus biasa sama saja, yang membedakan tentu mata kuliah yang berbasis agama. Semisal nih, dia memiliki sifat cabul dari kecil, lalu kerja di kampus islam, kan nggak mempengaruhi. Toh dia di kampus islam hanya bekerja bukan mendalami ilmu agama.
Cabul disini dalam arti caper ke mahasiswa, mencolek-colek mahasiswa, bahkan chatingan dengan mahasiswa menggunakan bahasa yang tidak seharusnya.
Terkadang juga ada yang diajak untuk ngedate, sehingga memicu prahara rumah tangga.
Jadi, pintar-pintarnya mahasiswa aja untuk tidak terjebak pada dosen cabul. Kalau sekiranya sudah melebihi batas wajar, ya lebih baik menghindar atau menjahui saja.
Walau terkadang ada beberapa dosen cabul yang enggan mengakui dirinya cabul dan menganggap hanya sebatas bercandaan, plis ya sebagai manusia normal dan memiliki akal pikiran tentu bisa membedakan dong mana yang sewajarnya dilakukan dan melebihi batas.
"kalau lapor gimana ke pihak kampus gimana, agar tidak ada lagi dosen cabul", ujar seorang mahasiswa.
Sulit banget loh untuk melaporkan dosen cabul, butuh bukti yang kuat. Lagian sesama dosen tentu sudah mengerti karakternya, jadi enggan untuk menjatuhkan satu sama lain.
Jadi, di semua tempat tentu ada orang yang memiliki sifat cabul. Maka dari itu, yuk waspada dan saling menjaga.