Coba ngaku disini siapa yang orang tuanya menjadi takmir masjid? Gimana enak tidak?
Aku mau sharing nih ke kalian tentang pengalamanku menjadi anak seorang takmir masjid.
Ayah aku seorang ketua takmir masjid di salah satu masjid di Kota Sidoarjo. Udah hampir 10 tahun ayah menjabat sebagai ketua takmir.
Tak mudah memang, karena menyatukan banyak pemikiran dan menyelesaikan problematika tentang kerukunan bagi warga muslim.
Selama ini ayah aku enjoy menjadi ketua takmir, tapi apakah anak nya juga enjoy menjadi anak ketua takmir masjid?
Yuk simak artikel dibawah ini ya. Let's go!
Harus mengikuti acara PHBI
Yup, menjadi anak seorang takmir masjid pasti menjadi sorotan. Apalagi ketika acara PHBI (Perayaan Hari Besar Islam), pasti jika anak ketua takmir tidak hadir akan ditanya dan ujung-ujungnya di gunjing.
Aku pernah mendengar gunjingan orang tentang diriku yang berhalangan hadir. "loh si A kok nggak hadir di acara takbir keliling? Tumben? Padahal dia anak pak takmir loh. Masa nggak kasihan sama bapaknya ngurusin acara segede ini sendirian" atau "loh pak, anaknya dimana? Kok tidak diajak? Masa bapak sebagai ketua takmir tidak mau mengajak anaknya?.
Plis deh, dikira acara kita cuman itu-itu aja dan nggak ada acara lain? Ya kali kalau kita izin nggak ngikutin acara PHBI harus bikin pengumuman di depan masjid.
Jadi, ketika ada acara mau tidak mau kita harus hadir walau cuman 5 menit doang, yang penting kita melihatkan wajah kita agar tidak di gunjing orang-orang.