Lihat ke Halaman Asli

Hilalludin

Mahasiswa

Cara Penulisan Ikhtisar

Diperbarui: 9 Juli 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar Jurnal Ku

PEMBAHASAN IKHTISAR

a. Ihtisar dan Tujuan di buatnya

Ikhtisar adalah sebuah teks singkat yang disusun berdasarkan teks aslinya. Dalam ikhtisar, gagasan-gagasan tidak harus disusun dalam urutan yang sama seperti teks asli. Hal utama dalam ikhtisar adalah menyampaikan kembali informasi dengan bahasa sendiri tanpa menghilangkan tema atau masalah yang ada dalam teks aslinya. 

Tujuan utama dari ikhtisar adalah untuk mempersingkat waktu pembaca dalam membaca teks asli serta meningkatkan literasi, melatih kemampuan menulis, dan memudahkan pemahaman terhadap informasi yang terkandung dalam teks tersebut. Tidak ada teks yang tidak bisa dijadikan bahan untuk diikhtisarkan, mulai dari cerpen, novel, hingga materi pelajaran di sekolah. Sebagai contoh, jika ada kesulitan dalam memahami mata pelajaran tertentu, ikhtisar dapat membantu untuk merangkumnya dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami.


b. Cara Membuat Ikhtisar

Berikut adalah 5 langkah praktis untuk membuat ikhtisar. Ikuti panduannya di bawah ini:

1. Mulailah dengan membaca teks asli secara menyeluruh. Tanpa langkah ini, tidak mungkin membuat ikhtisar yang baik. Pastikan untuk membaca dengan teliti.

2. Identifikasi ide-ide utama yang ada dalam teks. Saat membaca, gunakan stabilo atau cara lain untuk menandai ide-ide kunci yang menjadi fokus permasalahan dalam teks tersebut.

3. Susun ikhtisar dengan menggunakan bahasa sendiri agar lebih mudah dipahami. Ikhtisar tidak perlu mengikuti urutan teks asli. Yang penting, tuangkan ide-ide pokok tersebut sehingga pembaca dapat dengan jelas memahami maksud teks.

4. Bacalah kembali ikhtisar yang telah kamu buat sebelum membagikannya kepada orang lain. Evaluasilah dari sudut pandang pembaca untuk memastikan kesesuaian, kemudahan pemahaman, dan kejelasan isi.

5. Lakukan revisi jika diperlukan. Perbaiki kalimat yang kurang efektif, periksa ejaan, serta pastikan pemilihan kata yang tepat sebelum akhirnya ikhtisar tersebut dipublikasikan.


c. Kebahasaan Ikhtisar

Ikhtisar, seperti karya sastra lainnya, memiliki aturan kebahasaan yang perlu diperhatikan. Secara umum, ikhtisar menggunakan kalimat yang efektif dan kalimat majemuk.

1. Kalimat Efektif

Meskipun ikhtisar menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan gaya penulisnya, penting untuk menjaga agar kalimat-kalimat tetap efektif.

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri dari lebih dari satu kata kerja atau predikat, serta menggunakan konjungsi atau kata penghubung untuk menghubungkan bagian-bagian kalimatnya.

3. Koherensi

Koherensi dalam ikhtisar menuntut adanya hubungan yang logis antar kalimat. Dalam penulisan ikhtisar, pastikan setiap kalimat saling terkait dan tidak ada yang mengambang tanpa hubungan yang jelas dengan kalimat lainnya.

Contoh Ikhtisar

Teks asli tersebut menceritakan kisah legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi dari tanah Parahyangan. Dayang Sumbi, putri dari seorang raja dan ratu, menikah dengan anjing Tumang setelah Tumang menemukan pintalannya yang jatuh. Mereka memiliki anak bernama Sangkuriang. Ketika Sangkuriang dewasa, ia tanpa sadar jatuh cinta pada Dayang Sumbi, yang sebenarnya adalah ibunya sendiri. Dayang Sumbi mencoba menggagalkan pernikahan mereka dengan syarat-syarat yang sulit, seperti membangun bendungan dan membuat perahu dalam satu malam. Sangkuriang hampir berhasil, tetapi ia gagal karena fajar datang lebih cepat. Dalam kemarahan besar, Sangkuriang mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahunya hingga terbalik, membentuk Gunung Tangkuban Perahu.

Sementara itu, ikhtisar dari teks tersebut mengambil inti cerita secara singkat. Dayang Sumbi dan Tumang menikah, memiliki Sangkuriang, dan ketika Sangkuriang dewasa, ia ingin menikahi seorang wanita cantik yang ternyata adalah ibunya sendiri. Dayang Sumbi mencoba menggagalkan pernikahan mereka dengan syarat-syarat yang mustahil. Sangkuriang hampir berhasil memenuhi syarat itu, tetapi gagal karena waktu terlalu singkat. Dalam kemarahannya, Sangkuriang mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahunya hingga terbalik, yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Perahu.


#Penulis: Hilalludin dan Jawad Musyaffa'  (Mahasiswa STITMA) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline