Lihat ke Halaman Asli

Suatu Saat di Malam Minggu

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat itu setelah Shalat Isya berjamaah aku keliling desa dan akan mampir untuk meneguk segelas kopi di warung mas Budi dekat pos Ronda.  Di Pos Ronda Desa Rangkat terlihat beberapa sahabat Rangkat sedang berkelakar, mereka adalah Elva, Lala, Anggie, Jeng Pemi dan Rey sang penyair.

Mereka terlihat gembira sekali, sesekali terengar tawa-taw ayang renyah. Aku mencoba menyimak apa yang sedang mereka kelakarkan, hanya sayang sebagain kelakaran ada yang tak terdengar

Anggie: " mas Lala mengaku pujangga.... harus bertukar kalimat dulu baru bisa kunilai pujangga atau hanya sekeddar pria yang membolak balik kata"

Lala : "dari jauh kapalku datang... dengan bendera setengah tiang.. malam minggu abang mu datang untuk melihat adik tersayang... "

Anggie: whoaaa tuh Va...buat kau kah?

Elva : oh abang, senyumu telah terliat di ujung gerbang, jangan tinggalkan aku sampai aku datang

Jeng Pemi : abang bawa apaan... abang bawa bungkusan... bungkusannya apaan... beginiaaannn.. hahahhaa.... abang lalalaaaaaaaa...........

Elva : abang lala datang hanya untuk aku seorang, tapi sayang abang lala datang cuma membawa pisang...hahahah

Lala: beli kentang ketana abang beli kaktus dipajang.... shelby tenang lah bila lala datang ini bungkusan untuk malam yg panjang... 8)8)

Jeng Pemi : hhahhahahhahahhahahhaa... ....ogaaahhhh malamnya panjang bungusanny isinya kaga panjang...... :

Elva : ehhmmm..... Jeng Pemi demen ma yg panjang2..euyyy...wkwkwkwk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline