Pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan ruas pamungkas tol Trans-Jawa yang menghubungkan antara Kabupaten Probolinggo dengan Kabupaten Banyuwangi.
Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi akan melewati tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, hingga ke Kabupaten Banyuwangi. Pembangunan jalan tol ini dimulai dari Desa Pendil yang tersambung dengan Jalan tol Pasuruan-Probolinggo yang telah dibangun sebelumnya.
Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi atas tujuh seksi, seksi I Probolinggo-Krakasaan (12,88 km), seksi II Kraksaan-Paiton (11,2 km), seksi III Paiton-Besuki (25,6 km), seksi IV Besuki-Situbondo (42,3 km), seksi V Situbondo-Asembagus (16,76 km), seksi VI Asembagus-Bajulmati (37,45 km), seksi VII Bajulmati-Ketapang (29,21 km).
Pembangunan jalan ini akan terbagi menjadi dua tahap pembangunan, yaitu Tahap 1 ruas Probolinggo-Besuki (49,68 km) dan tahap II ruas Besuki-Banyuwangi (125,72 km). Sesuai Permenko Perekonomian No. 9 Tahun 2022, pembesasan lahan dan pembangunan jalan tol akan difokuskan pada tahap I.
Pembangunan jalan tol ini merupakan salah satu proyek strategis nasional dengan panjang 175,4 km. Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam pembangunan proyek jalan tol Probolinggo Banyuwangi adalah BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol).
Proyek ini dibangun dan dikelola oleh PT Jasa Marga Probolinggo Banyuwangi dengan persentase kepemilikan saham PT Jasa Marga Persero Tbk. ( 94,93 %), PT Brantas Abipraya Persero (5%), PT Waskita Toll Road (0,07%).
Tol Probolinggo-Banyuwangi akan meningkatkan konektivitas ke wilayah startegis, seperti bandara, pelabuhan, industri, hingga pariwisata. Pembangunan tol ini diharapkan dapat meningkatkan akses dan geliat perekonomian di Pulau Jawa. Tol ini merupakan tahap akhir dari tol Trans-Jawa yang membentang dari Anyer di ujung barat Pulau Jawa hingga ke Banyuwangi di ujung timur.
Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit menyebutkan pembangunan tahap I proyek jalan tol ini akan rampung pada akhir tahun 2024. Proyek ini sebetulnya telah meleset dari target sebelumnya yang menargetkan Tol Probolinggo-Banyuwangi dapat dilewati pada akhir tahun 2019.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kendala dalam pembebasan lahan. Pembebesan lahan dlama pembangunan tol ini cukup memakan waktu yang lamaa karena keterbatasan sumber saya manusia.
Selan pembebasana lahan, tol ini akan melewati banyak topografi yang beragam, seperti adanya jalur SUTET eksisting dan rencana, melintasi sesar Wonorejo, adanya galian batu yang dalam, melewati kawasan perkebunan swasta, dan melintasi wilayah Taman Nasional Baluran.
Perubahan jalur juga menjadi salah satu alasan terhambatnya pembangunan jalan tol ini. Gerbang exit tol yang awalnya di desain langsung berakhir di Pelabuhan Ketapang digeser dan berakhir di jalan nasional.