Lihat ke Halaman Asli

Hikma Husna

Mahasiswa IAIN Jember

Metode Pembelajaran Guru Umum Vs Guru Pesantren

Diperbarui: 3 April 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Hikmatul Husnah 

Fenomena yang terjadi khusunya Indonesia sekarang ini sangat memperhatinkan, pasalnya banyak moral anak bangsa yang menurun, sehingga sering kali kita melihat di berbagai media masa yang menceritakan tentang perilaku menyimpang yangdilakukan oleh anak muda jaman sekarang khususnya.

Oleh karena itu untuk menghadapi kondisi era modern tersebut tidak cukup bila hanya dengan pendidikan yang di selenggarakan oleh sekolah-sekolah saja. Maka dari itu anak dan remaja dalam kehidupannya perlu dibimbing dan dibina akhlaknya melalui pendidikan luar sekolah, diantaranya melalui pendidikan
pondok Pesantren.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama,umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam untuk membentuk karakter anak agar dapat berperan sebagai generasi muda yang berguna bagi bangsa dan agama.

Model pembelajaran dalam sekolah dan umum menekankan penguasaan dan pengembangan materi dengan pemberdayaan daya kritis para siswa, sedangkan dalam Madrasah model pengajaran kitab kuning dipesantren melalui metode sorogan, baisul masail, klasikal akan lebih menekankan penguasaan dan pelestarian materi yang dipelajari oleh santri.

Dari sini kemudian menghasilkan pola pikir dan sikap yang berbeda bagi para santri dalam kasus ini yang menarik misalnya, ketundukan dan penghormatan santri kepada kiainya luar biasa. 

Santri tidak berani berbicara sambil menatap mata kiai atau ustadznya. Tetapi sekarang telah berubah, santri tampak sering berdiskusi atau dialog dengan kiai mengenai berbagai masalah. 

Perubahan ini terjadi setelah diselenggarakan sekolah-sekolah formal baik madrasah maupun sekolah umum atau perguruan tinggi.Dengan banyaknya santri yang menjadi siswa dan mahaiswa telah menampakkan perilaku santri yang berbeda dengan perilaku santri pada masa lalu dinisilah peran guru madrasah diniah selain guru formal di butuhkan dalam merubah karakter generasi muda yang merosot oleh karena itu madrasah diniyah di tantang untuk menyikapi.

Globalilasi secara kritis dan bijak guru madarasah harus menemukan solusi serta metode yang benar benar- benar bisa mencerahkan pendidikan karakter santri sehingga dapat menumbuh kembangakan kaum santri yang memiliki wawasan yang luas karakter religius yang kuat didalam jiwa yang darinya muncul perbuatan yang bersifat irodiyyah dan ikhtiyariynyah (kehendak dan pilihan)dalam beberapa kasus, akhlak ini sangat meresap sehingga menjadi bagian dari watak dan karakter seseorang namun dalam kasus lain akhlak.

Adapun metode yang digunakan di lingkungan pondok pesantren antara lain, seperti tersebut di bawah ini dengan penyesuaian menurut situasi dan kondisi masing-masing:
1. Metode sorogan atau membaca kitab
2. Metode wetonan
3. Metode Musyawarah
4. Metode Pengajian
5. Metode Hafalan
6. Metode Demonstrasi/ Praktek Ibadah
7. Metode Muharah ,santri di biasakan berbicara bahasa arab.

Metode pembelajaran guru untuk sekolah umum seperti
1. Metode pembelajaran melalui diskusi
2. Metode pembelajaran melalui ceremah
3. Metode pembelajaran melalui demontrasi
4. Metode pembelajaran melalui tugas dan tanya jawab
5. Metode latihan ketrampilan
6. Metode belajar kelompok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline