Lihat ke Halaman Asli

Gemericik hati

Diperbarui: 24 Desember 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kelabu hitam melingkup jagat alamMeraup kicauan merpati berterbanganMenangkap banyak sayap saling mendekap Hujan yang mengalun dalam gelombang beruntunGemericik air yang bergesek dengan porosnya Cekamnya aura dunia yang tak lagi bercahayaJiwa yang tak lagi ada pada tumpunyaTerbawa alur naluri untuk temaramnya hatiHujan membawa sekotak memori yang masih abadiTetes airnya menghanyutkan sendu lara elegiBersama seutas fantasi dalam seduhan kopiBiarlah rintiknya terganti senjaBiarlah hujan mengguyur ingatan yang terkuburBiarlah hujan mendefinisi makna hati dalam selarik puisi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline