Lihat ke Halaman Asli

Hikmah Handani Catalia

Universitas Negeri Semarang

Inovasi Pengelolaan, Dari Limbah Menjadi Produk Bernilai Tinggi dan Sehat

Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyebaran Pamflet di Pantai Kalibaru, Jakut/dokpri

Mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang sedang menjalani kegiatan PKL MBKM SKM Penggerak 2024 selama 3 bulan periode 1 Juli -29 September 2024 di Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah meluncurkan sebuah inisiatif inovatif dalam pengelolaan sampah. Program ini, yang dikenal sebagai " Sampah Pintar," bertujuan untuk mengurangi limbah, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah, dan memperbaiki kesehatan lingkungan dengan mengubah sampah bekas menjadi produk-produk bernilai tinggi seperti tempat tisu, pot tanaman, dan keranjang gantung. 

Dalam kegiatan ini, sampah yang dikumpulkan dari lingkup institusi diolah menggunakan teknologi sederhana namun efektif. Proses pengolahan ini melibatkan beberapa langkah utama, mulai dari pemilahan sampah, pembersihan, hingga pengolahan menjadi produk akhir yang siap digunakan. Produk-produk ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Pamflet "Manfaatkan Sampah Rumah : Tempat Tisu dari Tutup Botol"/dokpri

Salah satu aspek penting dari program ini adalah pembuatan pamflet yang berisi tata cara pengelolaan sampah, dampak negatif sampah, dan manfaat mengelola sampah. Pamflet ini telah didaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yang menunjukkan komitmen mahasiswa UNNES dalam melindungi inovasi dan karya mereka. Pamflet ini telah disebarkan ke Pesisir Pantai Kalibaru, Jakarta Utara dan diharapkan dapat terus digunakan untuk mendukung program pengelolaan sampah di masa depan.

Kepala Bidang Penangan Sampah dan Limbah B3 Suku Dinas LH Kepulauan Seribu, Lukman Dermanto, menyatakan, "Dengan terjunnya mahasiswa PKL UNNES diharapkan bisa merubah mindset masyarakat yang ada di selam area, sehingga masyarakat memiliki pemahaman serta kesadaran dan bisa melakukan upaya-upaya menjaga kesehatan dan kebersihan dengan baik."

Selain dampak lingkungan dan ekonomi, program ini juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan masyarakat. Dengan mengurangi jumlah sampah yang menumpuk, risiko penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor, seperti infeksi saluran pernapasan dan penyakit kulit, dapat diminimalkan. Lingkungan yang lebih bersih juga berarti kualitas udara yang lebih baik, yang berkontribusi pada kesehatan pernapasan masyarakat.

Dengan adanya program Intervensi Sampah Pintar, diharapkan DKI Jakarta dan khususnya Kepulauan Seribu dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Program ini juga membuka peluang untuk kolaborasi dengan berbagai pihak guna mencapai dampak yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline