Lihat ke Halaman Asli

HIKMAH AULIA

Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Padjadjaran

Bangkitnya Industri Kreatif Indonesia dengan Superhero Lokal

Diperbarui: 15 Desember 2023   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://bumilangit.com/wp-content/uploads/2020/07/groupshot_dmm.jpgInput 

Perfilman Indonesia akan diwarnai kembali dengan film Superhero. Bumilangit Cinematic Universe atau lebih dikenal dengan Jagat Sinema Bumilangit akan meluncurkan series pertama mereka, TIRA. Pemeran utama TIRA akan diperankan oleh papan aktris terkenal, Chelsea Islan yang akan menjadi pahlawan superhero perempuan berkekuatan unik, Tira. Series ini juga akan menampilkan para pemain lain, seperti Bhisma Mulia, Karina Suwandi, Mathias Muchus, dan masih banyak pemain lainnya. Series Tira akan menjadi lanjutan dari tiga film yang telah diproduksi oleh Jagat Sinema Bumilangit, yaitu "Gundala", "Sri Asih", dan "Virgo And The Sparkling". Series Tira akan ditayangkan di Disney Hotstar+. Superhero Tira ini nantinya akan bergabung  dengan ketiga superhero lainnya, yaitu Gundala, Sri Asih, dan Virgo.

Lalu, apa itu Jagat Sinema Bumilangit? Jagat Sinema Bumilangit merupakan media waralaba yang berpusat pada serangkaian film laga hidup pahlawan super Indonesia yang diadaptasi dari kumpulan komik terbitan Bumilangit (Bumilangit.com). Dapat dikatakan bahwa Jagat Sinema Bumilangit ini menjadi versi kearifan lokal dari Marvel Cinematic Universe (MCU) ataupun DC Universe.

Screenplay Bumilangit sebagai studio sinema Bumilangit pun tidak main-main dalam memproduksi filmnya. Mereka menarik sutradara terkenal, Joko Anwar untuk ikut berpartisipasi dalam launching film superhero pertamanya, Gundala: yang menjadi pembuka Jagat Sinema Bumilangit. Joko Anwar selaku creative producer menyampaikan bahwa Jagat Sinema Bumilangit adalah jagat cerita yang terinspirasi dari komik-komik legendaris Indonesia. Superhero dari jagat cerita Bumilangit lainnya adalah Sri Asih, Godam, Tira, Si Buta dari Gua Hantu, Patriot Taruna, Mandala dan Patriot. Superhero tersebut akan melibatkan aktor dan aktris papan atas Indonesia untuk membuktikan kualitas Jagat Sinema Bumilangit.  Bumilangit sendiri telah berdiri sejak tahun 2003 sebagai perusahaan hiburan berbasis terdepan di Indonesia maupun Asia Tenggara dengan pustaka karakter 1000 lebih yang bekerjasama dengan para komikus legendaris Indonesia. Para karakter ini disatukan menjadi satu multiverse Jagat Bumilangit. (sumber bumilangit.com)

Perfilman di Indonesia sendiri sudah lama didominasi dengan film Hollywood seperti film Avengers: Infinity War yang meraup 8.121.000 penonton hanya di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Cinematic Universe ini banyak peminatnya. Gundala pun membuktikan bahwa superhero Indonesia tidak kalah untuk bersaing  baik dengan MCU maupun DC Universe. Jagat Bumilangit sendiri menjadi salah satu strategi inovatif di industri kreatif Indonesia dalam bidang perfilman.

“Industri kreatif” dapat didefinisikan sebagai siklus penciptaan, produksi, dan distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utamanya. Mereka diklasifikasikan berdasarkan perannya dalam warisan, seni, media, dan kreasi fungsional (United Nations Conference on Trade and Development, 2022). Jagat Sinema Bumilangit mendorong adanya industri perfilman Indonesia dengan kreatif yang berasal dari warisan dan budaya nusantara. Jagat Sinema Bumilangit terbagi menjadi empat era pahlawan yaitu Era Legenda (7500 SM), Era Jawara (1200 M), Era Patriot (1960), dan Era Revolusi (1990). Era-era tersebut dimulai dari sebelumnya terbentuk nusantara, menjadi nusantara, dan Indonesia sekarang sehingga Bumilangit menjadi kekayaan Intellectual Property (IP) warisan luar biasa nyata yang ditinggalkan leluhur nenek moyang kita.

Bumilangit mendorong dunia perkomikan dan juga sinema pahlawan Indonesia dengan keunikan yang mengeksplorasi mitos kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang ada di dalam masyarakat yang melekat dan tercermin pada perilaku kehidupan sosialnya, kearifan adalah nilai-nilai yang dapat digunakan menjadi perekat antar manusia (Suryanto, 2017). Bisa dibayangkan bahwa karakter Jagat Bumilangit merupakan cerminan masyarakat kita sendiri sehingga masyarakat pun akan merasa familiar dan dekat dengan karakternya. Seperti, Gundala sendiri diambil dari mitos “Gundolo” (Bahasa jawa) yang terinspirasi dari tokoh spiritual dan leluhur raja-raja Kesultanan Mataram, Ki Ageng Selo yang dipercaya mampu menangkap petir. Superhero lainnya yang bergabung dalam jagat cerita ini pun juga banyak berasal baik dari mitos-mitos, legenda maupun kepercayaan masyarakat Indonesia.

Dengan adanya Bumilangit akan mendorong adanya Industri kreatif di Indonesia. Tidak hanya dengan komik-komik superhero Indonesia yang terbit abad 19-an kembali bersinar lagi dengan kisahnya. Jagat Bumilangit pun menjadi solusi yang cemerlang berkearifan lokal untuk menarik masyarakat Indonesia mengenal budayanya sendiri. Bumilangit sendiri menjadi bukti kekuatan budaya kita sendiri yang tidak mudah untuk tergerus globalisasi. Mitos, novel, komik dan literasi lisan nusantara merupakan sumber kearifan lokal yang masih terbuka lebar untuk dikreasi dan dieksplorasi. 

Potensi mengeksplorasi kekayaan mitos nusantara dalam produksi film seperti ini masih belum banyak. Sehingga, langkah Bumilangit mengemas pahlawan super Indonesia menjadi kesatuan cinematic universe merupakan langkah tepat. Jagat Sinema Bumilangit yang mengeksplorasi kelokalan tersirat menjadi sebuah nilai, serta pesan yang baik sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Hal ini pun merupakan salah satu strategis yang cerdas di dalam era industri kreatif saat ini. Diharapkan Jagat Sinema Bumilangit sebagai identitas Indonesia mampu ikut bersaing di mancanegara seperti Marvel Cinematic Universe ataupun DC Universe dengan beridentitaskan kearifan lokal baik Indonesia maupun nusantara. Dengan menjaga warisan, budaya, dan kearifan lokal Indonesia, rasanya Indonesia mampu bersaing dengan karya negara maju lainnya.

Referensi
Jagat Sinema Bumilangit. (n.d.). Bumilangit. Diakses pada 3 Juni 2023, dari https://bumilangit.com/id/jagat-sinema-bumilangit/
United Nations Conference on Trade and Development. (2022). Creative Industry 4.0: Towards A New Globalized Creative Economy. UN.
Suryanto, H. (2023). Setan Jawa (2017): Kearifan Lokal Sebagai Strategi Menuju Film Beridentitas Nusantara.
Wirawan, I. K. A., Susanthi, N. L., & Bumiarta, M. R. B. (2021). Wacana Tanding Film Gundala Hegemoni Hollywood.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline