Lihat ke Halaman Asli

Hikmah Agustina

Hidup itu karena masa depan tidak selalu terduga, maka persiapkanlah.

Sundanese Coffee and Library: Sensasi Ngopi di Tengah Perkebunan Kopi Ciwidey

Diperbarui: 16 Desember 2022   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sundanese Coffee and Library, Dok. Penulis.

Coffee Shop diidentikkan dengan suasana yang cenderung lebih estetik dan fasilitas yang beragam. Dari penyajian tempat duduk yang diberikan satu persatu untuk pengunjungnya, kemudian konsep ruangan (interior-eksterior) yang unik akan memberikan nuansa alam yang instagramable, serta fasilitas lain yang disediakan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Sehingga diharapkan akan memunculkan rasa nyaman terhadap pengunjung yang datang dan tertarik untuk kembali lagi.

Di sudut kota bandung sendiri tersebar beberapa Coffee Shop yang menyediakan bahan bacaan / perpustakaan mini seperti Nimna Book Cafe (Sukasari), ZOE Cafe & Library (Dago), Monsoon (Sukajadi), Kineruku (Cidadap), dan COKOTETRA Drinks & Library, namun dari yang sudah disebutkan diatas masih banyak lagi Coffe Shop lain yang menyediakan bahan bacaan didalamnya seperti Sundanese Coffee and Library (Ciwidey). 

Sundanese Coffee and Library, merupakan sebuah badan usaha milik perseorangan berupa kedai kopi. Di kedai ini memiliki konsep yang cukup unik yaitu adanya perpustakaan mini atau pojok baca, sehingga para pengunjung dapat menikmati koleksi buku saat mengunjungi tempat ini. Dengan begitu pengunjung akan mendapatkan waktu yang lebih tenang dan berkualitas dari kejauhan keramaian kota. Kedai yang menjual berbagai jenis seduhan kopi yang diambil dari perkebunan di tanah Sunda, khususnya adalah kopi Ciwidey yang menjadi menu signature dari tempat ini.

Kedai ini buka setiap hari Senin-Sabtu pukul 11.00-17.00 WIB. Adapun visi dan misi Pojok Baca Sundanese Coffee and Library adalah Visi : Pusat peradaban lokal warga sekitar sebagai tempat bertukar pikiran. Misi : Mengembangkan sosial, budaya, dan pendidikan. Tidak hanya dapat menikmati kopi, di kedai ini juga tersedia berbagai macam makanan dan minuman. Harga yang telah tersedia di kedai ini juga berbeda-beda, untuk menu minuman mulai dari harga Rp. 10.000 -- Rp. 15.000, dan untuk makanan dimulai dari harga Rp. 8.000 -- Rp. 190.000.

Kedai ini mengolah dan memproduksi sendiri kopi yang dibuat dengan buah kopi yang dipanen dari kebun sendiri. Pemilik sangat menjaga kualitas kopi dari mulai pemetikan sampai kopi siap seduh dengan cermat sehingga menghasilkan kualitas kopi yang baik. Kopi yang paling bestseller disini yaitu vietnam drip dan v60. Selain kopi, disini menyediakan makanan dan minuman lainnya, minuman seperti Teh, Lemon dan Jahe yang dipanen dari kebun-kebun disekitar kedai, sehingga terjaga kualitas dan kesegarannya. Adapun makanan dan cemilan yang tersedia seperti Nasi Goreng, Mie dan Nasi Liwet. Nasi Liwet sengaja dibuat dadakan dan dibuat oleh penduduk sekitar sehingga menghasilkan citarasa yang otentik. Terdapat juga cemilan tradisional seperti katimus, nagasari, sukro ada juga cemilan rebus seperti ubi, singkong, jagung kacang, pisang tergantung ketersediaan dan musim panen dari petani sekitar. Makanan dan minuman ini sengaja diambil dari wilayah sekitar tempat kedai. Sehingga selain menjamin kesegaran juga mengurangi jejak karbon, sehat juga ramah lingkungan dan membantu petani sekitar.

Sundanesse Coffee and Library berada diantara ketinggian 1.200 -- 1.600 mdpl yang cukup jauh dari kebisingan kota sehingga sangat kondusif untuk dijadikan tempat ngopi dengan suasana alam yang masih asri, berada pada perbatasan antara Ciwidey Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Bandung Barat menjadikan lokasi dari Sundanese Coffee and Library ini cukup strategis dan mudah dikunjungi dari beberapa arah. Didirikan pada bulan Agustus 2018 oleh Vixtorinus Irwanto yang berlokasi di Jl. Mekarwangi, Sindangkerta, Mekarwangi Kec. Ciwidey, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat. Kedai ini digunakan sebagai tempat singgah pemilik saat pergi ke kebun, seiring berjalannya waktu dibuatlah sebuah kedai kopi yang sekarang dinamakan Sundanese Coffee and Library.

Koleksi buku di Pojok Baca Sundanese Coffee and Library saat ini mencapai 1000 buku dan akan di tambah seiring berjalannya waktu. Sebagian besar koleksi buku berasal dari koleksi pribadi jenis koleksi buku tersebut adalah buku sastra, novel dan komik, mengingat pemilik Sundanese Coffee and Library memiliki banyak koleksi buku di rumahnya dan memiliki kecintaan terhadap buku-buku tersebut.

Pemilik kedai mengusung tema perpustakaan di kedainya dengan alasan, karena di zaman sekarang masih sedikit yang menyediakan buku di dalam kedai dengan memadukan perpustakaan atau pojok baca. Oleh karena itu pemilik kedai memberikan kesan berbeda terhadap kedai kopi miliknya. Selain itu, adanya perpustakaan atau buku-buku di dalam kedai untuk meningkatkan minat baca, karena melihat rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia, maka terpikir untuk membuat kedai kopi yang menyediakan koleksi bahan pustaka di dalamnya.

Selain itu Sundanese Coffee and Library pernah mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menarik minat pengunjung, yaitu salah satunya kegiatan musik dan budaya serta pendidikan.

Gambar 1: Poster Kegiatan Musik dan Budaya (Sumber: Instagram @sundanese_coflib)

Gambar diatas merupakan kegiatan yang pernah dilakukan oleh Sundanese Coffee and Library, kegiatan tersebut salah satu bagian untuk menarik minat pengunjung dan melestarikan kebudayaan, khususnya dilingkungan tempat kedai berada. Salah satunya yaitu acara Perayaan Musik dan Alam Ditepi Hutan Ditengah Kebun Kopi "Sanyiru X sundanese_coflib" dengan menyuguhkan penampilan diantaranya: Ki Edeng (Kecapian), Danie Sembilan (Accoustic Band), Afataladi (Karinding), Abah Uju (Story Telling), Oi Agam (Vocal Soloist), Andrian Susanto IGC (Solo Gitaris) dan yang lainnya.

Gambar 2: Kunjungan Anak-Anak (Sumber: Instagram @sundanese_coflib)

Gambar diatas merupakan anak-anak desa yang berkunjung ke Sundanese Coffee And Library, mereka biasanya datang dalam beberapa rombongan tujuan nya untuk sekedar bermain, membaca, atau hanya sekedar lihat-lihat. Dengan keterbatasan buku bacaan anak menjadi sedikit kerisawan sang pemilik kedai, karena melihat antusiasme dari anak-anak yang cukup tinggi.

Gambar 3: Poster Kegiatan Karinding (Sumber: Instagram @sundanese_coflib)

Gambar diatas merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Sundanese Coffee And Library. Setiap hari Jumat jam 15.00 WIB Karinding Boya mengadakan latihan bersama dan belajar atau mengenal alat musik tradisional karinding kegiatan ini juga bisa untuk menghibur pengunjung di Sundanese Coffee And Library.

Keberadaan Pojok Baca Sundanese Coffee And Library ini diharapkan mampu meningkatkan minat baca tidak hanya dikalangan remaja yang cenderung hanya berkunjung saja, tetapi juga untuk seluruh kalangan masyarakat yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan berkumpul, melepas penat, mencari ide, menikmati alam dan mengaktualisasikan seni dan budaya.


Sekian dan terimakasih, semoga bisa bermanfaat.

*Informasi ini didapatkan penulis saat melakukan penelitian skripsi pada tahun 2021.

*Untuk informasi terbaru dari kedai ini bisa langsung kunjungi Instagram @sundanese_coflib 

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Dok. pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline