Lihat ke Halaman Asli

Jangan Biarkan "Ia" Datang

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Janganbiarkan raga ini sunyi dalam sepi

Hasrat ini ia yang menguasai

Ia yang meracuni hati

Yang mencuci otak

Menghilangkan suci

Sepi ini membuatnya meraja lela

Hingga ku lupa akan akuku

Ku tanggalkan imanku

Ku lupakan Rabku

Duh Gusti…

Tak kuasa ku berkali-kali

Berkali-kali mengucap kalimat itu

Berkali tetapi tetap ku ulangi

Berkali-kali seolah tiada arti

“astaghfirullahaladzim”

Aku pendusta

Aku palsu

Aku terselubung dosa keniscayaan

Dosa tebal yang semakin tebal

Yang ingin ku tanggalkan

Namun kini ku tak mampu

Ia terlalu kuat

Ia terlalu mahir menyetir nafsuku

Memperdaya diriku

Mendholimi hatiku

Harus sampai kapan daku berkawan?

Dengan yang tak seharusnya menjadi kawan

Harus sampai kapan ku ucap dusta?

Yang membuat semua orang percaya

Harus sampai kapan ku jalani hidup seperti ini?

Nafsu birahi cepat kau pergi!!!

Ku usir hari ini tapi esok ia dating lagi

HARUS SAMPAI KAPAN???

Duh G U S T I . . . . . . .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline